Followers

Wednesday, December 02, 2009

4 SEHAT 5 SEMPURNA buat Aktivis Dakwah

Dalam dunia kesehatan dan gizi kita mengenal “ 4 sehat 5 sempurna” yang dikonsumsi untuk tetap menjaga kesehatan dan kebutuhan gizi tubuh. Dalam dunia da’wah pun sebaiknya kita juga selalu “mengkonsumsi 4 sehat 5 sempurna (4S5S)” untuk tetap menjaga kebutuhan maknawiyah dan ruhiyah para aktivis da’wah setiap harinya.

Kalau setiap pagi para aktivis da’wah mau sarapan rutin dengan “4 sehat 5 sempurna” maka insyaAllah pada hari itu akan banyak kemudahan yang didapatkan dalam setiap aktivitasnya, baik aktivitas pribadi maupun aktivitas da’wahnya.

Tapi “4S5S” yang menjadi menu sarapan setiap pagi para da’i ini bukanlah makanan melainkan aktivitas amal yaumi (ibadah harian). Amalan-amalan yaumi tersebut kita harapakan dapat memberikan banyak kemanfaatan kepada para aktivis da’wah. Manfa’at yang bisa kita dapat antara lain:
1. Yang pasti mendapatkan ridlo dari Allah SWT apabila kita mengamalkannya dengan ikhlas.
2. InsyaAllah akan diberikan keberkahan dan kemudahan dalam setiap aktivitas.
3. Melatih kedisiplinan dalam setiap aktivitas apabila kita mengamalkannya secara rutin dan disiplin.
4. Melatih kita untuk menghargai waktu, dengan mengisi waktu untuk aktivitas-aktivitas kebaikan.
5. Yang kelima ini penting: Supaya kita tidak tidur lagi ba’da shubuh ^_^
6. InsyaAllah masih banyak manfaat yang lain yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu.

Terus apa saja 4S5S itu?

1. Sholat shubuh tepat waktu dan berjama’ah.
2. Tilawah Alqur’an beberapa lembar
3. Dzikir (ma’tsurot) pagi
4. Sholat dzuha empat raka’at
5. Infaq atau Shodaqoh sebagai penyempurnanya.

Sebelumnya mohon difahami bahwa ini bukan bermaksud untuk membuat bid’ah baru dalam beragama dengan memunculkan istilah “4S5S”. Istilah ini hanya sekedar untuk memudahkan dalam menghafal dan menambah semangat dalam mengamalkan. Amalan-amalan yang disebutkan diatas pun insyaAllah juga berdasarkan dari apa yang dituntunkan oleh Rasulullah saw.

Dan satu hal lagi yang perlu diperhatikan lagi, bahwa ini bukan bermaksud untuk membatasi para aktivis untuk melakukan amalan-amalan yaumi yang lain seperti; silaturahim, tholabul ilmy, tahfizul qur’an, dsb. Seandainya kita mampu untuk melakukan amalan-amalan sebanyak mungkin justru itu akan lebih baik. Lima amalan yang termasuk dalam 4S5S tersebut hanyalah amalan-amalan ringan yang harusnya bisa dilaksanakan oleh para aktivis da’wah setiap hari dalam kondisi apapun, insyaAllah.

Terakhir semoga Allah senantiasa memberikan kita semua kekuatan untuk tetap istiqomah di jalan yang mulia ini, jalan para Nabi dan orang-orang mulia yang mengikuti mereka. Semoga Allah juga selalu memberikan keberkahan dan kemuntijahan dalam setiap aktivitas da’wah yang kita usahakan. Amiin….

Wallahua’lam bishshowab..

Saturday, November 14, 2009

JANGAN BANYAK OMONG “NIKAH”

Belakangan ini beberapa perbincangan di kajian rutin, pertemuan pekanan, tulisan-tulisan di facebook dan bahkan obrolan santai temen-temen kalau saya rasa-rasakan banyak yang mengarah ke satu tema ya, apa itu??? “PERNIKAHAN”.
Barangkali memang cukup menarik membicarakan masalah yang satu ini, terutama bagi para insan yang masih menunggu saat datangnya Allah memberikan anugerah baginya untuk menyempurnakan separuh dari agama.

Tetapi ternyata seringkali pembicaraan tentang tema ini memang kurang begitu berimbang. Sejauh yang saya ikuti memang sebagian besar terkesan profokatif. Saya sempat berfikir ”Apa mungkin hanya saya saja ya, yang merasa terprofokasi dengan tema-tema seperti itu??” Tapi nampaknya tidak, ternyata setelah mengikuti kajian atau materi dengan tema-tema seperti itu banyak juga temen-temen yang kemudian latah obrolannya tentang itu.

Kawan, memang tidak ada salahnya ketika kita senang dengan tema-tema perbincangan seperti itu. Apalagi kalau itu kita niatkan sebagai sarana kita untuk i’dad (persiapan) sebelum kita bener-bener siap untuk menuju kesana. Yang menjadi masalah adalah ketika setiap pembicaraan, bercanda, maupun obrolan selalu mengarah kesana tanpa ada batas-batas dan tujuan yang jelas. Terkadang permasalahan lebih penting yang seharusnya bisa kita bahas dan diskusikan menjadi kurang serius kita bicarakan.

Setelah sedikit merenung, ternyata yang menyebabkan banyak temen-temen jadi seneng ngomongin masalah ini adalah karena penangkapan materi oleh kita yang kurang berimbang. Seringkali ingatan kita lebih senang ketika menyimpan ”file-file” materi yang sifatnya adalah cerita dan hal-hal yang mungkin nampak indah ketika seseorang sudah berkeluarga. Benar pa bener nich?? Hayoo ngaku aja lah...

Mulai dari janji Allah yang akan menjadikan mereka kaya apabila mereka miskin, kemudian semua yang tadinya haram menjadi halal bahkan bernilai ibadah, kemudian janji pahala yang besar dari Allah apabila salah satu membangunkan yang lain di malam hari untuk Qiyamul lail bersama. Apalagi kalo ustadz atau pembicara yang menyampaikan materi menambah ”bumbu-bumbu penyedap” yang lain, seolah-olah memang semua akan menjadi sempurna kenikmatannya ketika seseorang sudah berkeluarga.

Nah itu dia...... Seringkali karena sudah terlena dengan lamunan-lamunan yang indah tadi, ingatan kita jadi tidak bisa menyerap sisi lain dari materi yang disampaikan. Kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipenuhi seseorang ketika sudah berkeluarga menjadi terlupa semua, repot kalau sudah gitu!!!

Coba siapa yang masih inget tentang materi itu???

Tentang bagaimana kewajiban seorang suami yang harus menjaga dan mendidik istri serta anak-anaknya agar selamat di dunia & akherat, bagiamana kewajiban seorang istri yang harus menjaga kehormatan suami dan keluarga serta tanggung jawabnya dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah.

Dua hal itu saja kalau mau kita fikirkan baik-baik tidak mudah kawan. Belum lagi kewajiban-kewajiban yang lain. Marilah sekarang kita evaluasi diri kita masing-masing, kira-kira saat ini apakah kita sudah bisa menjaga diri kita dengan baik sebelum kita dibebani untuk menjaga keluarga kita?? Coba kita lihat diri kita, seberapa konsisten diri kita menjalankan amalan-amalan yaumi seperti sholat tepat waktu, tilawah, sholat sunnah, dzikir, dll? Seberapa konsisten kita menjaga setiap anggota badan kita dari bermaksiat kepada Allah? Seberapa pantaskah diri kita menjadi qudwah bagi temen-temen sekitar kita sebelum kita menjadi qudwah dalam keluarga kita?

”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah para malaikat yang garang, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintah.” (At- Tahrim: 6)

Demikian juga bagi para calon ummahat, coba juga sejenak kita evaluasi diri kita. Seberapa konsisten kita menjaga lisan kita dari membicarakan saudara sebelum kita menjaga kehormatan suami dan keluarga? Seberapa konsisten kita menuntut ilmu agama dan mengamalkannya sebelum kita mendidik anak-anak kita supaya mau mengamalkan ajaran agama?

Mohon maaf sebelumnya, bukan bermaksud untuk melemahkan temen-temen yang sudah punya azzam yang kuat untuk segera melanjutkan ke tahapan amal yang kedua, bina usroh muslimah. Seandainya temen-temen memang sudah siap dan merasa bisa untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab dalam berkeluarga, saya malah sangat menyarankan untuk bersegeralah. Tapi yang penting gak usah banyak omong, kasihan donk yang lain yang belum siap. Silakan saja tanpa ada kabar burung atau kabar bebek tiba-tiba temen-temen nyebar undangan, nah itu malah jadi bikin kejutan buat yang lain asalkan dengan proses yang bener.

Tapi kalau memang kita menyadari diri kita belum siap, ya udahlah gak usah banyak omong juga. Hati-hati, jangan sampai keinginan kita semakin memuncak gara-gara ngomongin itu terus sampai akhirnya tergelincir ke jalan yang salah (VMJ : Virus Menuju Jahanam). Atau barangkali dengan kondisi yang belum bener-bener siap, memaksakan untuk menikah yang akhirnya di tengah perjalanan nanti akan banyak permasalahan keluarga yang ditemui.

Yang penting kita lakukan sekarang adalah persiapkan diri dengan baik, minimalisir pembicaraan-pembicaran yang tidak bermanfaat, gunakan waktu seproduktif mungkin, berdo’a supaya Allah menjaga kita dari goda’an-goda’an setan, serta mohonlah supaya Allah memberikan yang terbaik buat diri kita. SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA.....

Ehh, satu lagi : jangan lupa do’akan saya juga ya dan ingatkan kalau saya sedang salah...

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan taufik kepada kita, Amiin...

Thursday, November 12, 2009

Nyowo balen…..

Ketika pertama kali membaca judul di atas, kira-kira apa yang terlintas dalam pikiran temen-temen semua??? Kalau yang orang jawa harusnya faham apa artinya tapi yang belum faham bahasa jawa sepertinya perlu membaca ceritanya dulu biar faham ^-^

Ceritanya waktu kecil dulu aku pernah mengalami suatu kejadian yang cukup menegangkan, katanya sich….. soalnya waktu itu usiaku juga baru sekitar dua setengah tahun. Saat itu kejadiannya sekitar siang menjelang ashar. Seperti halnya anak-anak balita yang lain, biasanya kalau siang menjelang ashar adalah waktunya untuk tidur siang. Waktu bangun tidur, katanya ibu sich aku biasanya sering nangis. Tapi waktu itu tidak seperti biasanya, bangun tidur ternyata kakak sepupuku yang bernama Desthy (Allahuyarham, semoga Allah merahmatinya yang sudah kembali mendahuluiku) sudah menungguiku untuk mengajak bermain. Kakakku waktu itu juga masih kecil, usianya setengah tahun lebih tua dariku.

Setelah bangun tidur itu, dia mengajakku untuk bermain didepan rumah tanpa sepengetahuan ibu. Maen apa aku juga gak inget, barangkali temen-temen bisa membayangkan lah anak-anak seusia itu biasanya maen apa, kalo gak kejar-kejaran paling juga lempar-lempar batu tapi nggak saling lempar lho ya… Pas kita lagi maen didepan rumah itu cerita ada sebuah mobil yang tiba-tiba menabrak rumahku. Posisi rumahku memang sangat rawan terjadi kecelakaan karena terletak di tikungan tajam, jadi kalo ada kendaraan yang rem-nya tidak berfungsi sangat mungkin rumahku yang jadi sasaran.

Saat itu katanya, pengemudi tidak bisa mengendalikan mobilnya karena dari belakang ada sebuah bus yang rem-nya blong sehingga mendorong mobil tersebut sampai menabrak rumahku. Keduanya seperti halnya “tamu tak diundang” seketika langsung menembus dinding depan sampai merangsek masuk bagian dalam rumah.

Semua orang yang berada disekitar berhamburan mendekati rumah, tidak tau bagaimana perasaan orang-orang waktu itu. Begitu juga ibu yang sedang menimang adik yang masih bayi dirumah bagian belakang, mendengar suara yang mengerikan itu pertama kali yang dicari adalah aku yang dalam fikiran beliau masih tertidur dikamar. Ternyata tidak seperti yang beliau kira, aku sudah tidak ada kamar. Aku juga tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan ibu waktu itu, karena setelah semua orang ikut mencari kemana-mana mereka tetap saja tidak menemukan aku dan mbak Desthy.

Tidak tau gimana ceritanya, ternyata ada orang yang melihat ada sesuatu yang bergerak didalam got tepat dibawah bangkai bus yang roda depannya sudah nyantol diatas bangkai mobil. Setelah dilihat ternyata kami berdua yang ada disitu tertutup sepotong kain atau tirai yang menyelamatkan kami dari guyuran panasnya air radiator bus yang tumpah.

Alhamdulillah dengan keajaibanNya Allah masih berkenan menyelamatkan kami. Karena secara logika bagaimana bisa ditengah-tengah kecelakaan yang sangat cepat dan tidak terduga itu kami berdua yang masih kecil secara sadar berlidung ke bawah got. Dan akupun tidak tau bagaimana kain itu bisa menutupi kami, karena tanpa kain itu kalaupun kami selamat dari lidasan kedua mobil, kami pasti sudah terguyur air radiator yang sangat panas.

Sejak kejadian itulah, orang-orang sekitar kemudian menyebut kami berdua dengan “nyowo balen” atau kalo dalam bahasa Indonesia maksudnya kurang lebih “kehidupan yang dikembalikan”. Atau apa lah yang pasti bahasa jawa memang sangat kaya dan tidak semua bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, orang-orang sudah mulai melupakan kejadian itu, tidak banyak orang yang masih ingat sebutan “nyowo balen” itu. Tapi yang pasti kejadian itu tidak akan pernah hilang dari ingatanku.....

Memang kayak sinetron, tapi ini FAKTA..

JANGAN MENYERAH Dalam Da'wah...

"Assalamu’alaykum warohmatullah….”;sambil kupalingkan wajah kearah kanan selesai tahiyat akhir sholat isya malam itu, berjama’ah di masjid sebuah desa yang sejak dulu sampai sekarang masih sederhana, tidak banyak perubahan yang signifikan. Tidak tahu apa yang kurasa dalam hati saat kupalingkan wajahku kearah kanan itu, rasa kaget, kagum, tidak percaya, syukur bercampur jadi satu. Sesaat mataku kutahan untuk menatap wajah di sebelah kananku, wajah yang sepertinya bagiku tidak asing. Masih ada tato bintang di lehernya dan tato seperti gambar tengkorak di tangan kirinya terlihat ketika dia
mengusap wajahnya selesai sholat jama’ah itu.

Jujur kejadian itu sempat mengurangi konsentrasiku berdzikir ba’da sholat. Setelah merenung beberapa saat ternyata persaan bersyukurlah yang dominan waktu itu. Seorang yang dulunya terkenal karena kenakalannya, mungkin saja hampir semua warga desa mengenal dan tahu bagaimana kisah hidupnya dulu, beberapa tahun lalu ketika aku masih tinggal di kampung. Orang yang dulu sampai dipecat dari pekerjaannya karena perbuatan-perbuatan yang dia lakukan sudah keterlaluan.

Saya tidak tahu cerita apa yang terjadi padanya 4 tahun ini ketika saya sudah jarang dikampung. Yang kutahu malam itu saat sholat isya’ berjama’ah dimasjid, dia menjadi salah satu orang yang ikut menambah jumlah jama’ah sholat yang memang setiap hari tidak lebih dari dua shof putra bahkan terkadang satu shof saja tidak penuh. Dengan menggunakan peci dan sarung, raut mukanya terlihat khusyuk mengikuti dzikir san do’a sang imam.

Semoga saja ini bukan ghibah, saya berharap kita semua bisa mengambil hikmah dari kisah singkat yang saya sampaikan ini. Semoga Allah semakin memberi keteguhan iman kepadanya dan kepada kita semua,

Kawan… dengan kisah ini kita semakin yakin bahwa Allah Yang Maha Kuasa memang yang menggenggam hati para hambaNya. Dialah Yang membolak-balikan hati manusia sesuai KehendakNya. Kita yang mungkin telah berazzam untuk menjadi seorang aktivis dakwah di setiap lini, amanah, dan amal apapun yang kita lakukan saat ini hendaklah bisa mengambil pelajaran. Terutama temen-temen dan adik-adik yang dapat amanah jadi asisten AAI atau murobbi. Janganlah mudah untuk menyerah ketika menemui mad’u (objek dakwah) yang mungkin menurut kita “kurang prospek” untuk dibina/didakwahi.

Apakah kita lupa dulunya seperti apa Umar bin Khotob ra, juga Kholid bin Walid ra?? Mereka berdua adalah “premannya” Mekah kala itu, atau mungkin bahkan “bosnya preman”. Tapi ketika cahaya Islam & hidayah dari Allah SWT sampai pada mereka seakan kehidupan mereka berubah 180 derajat, mereka menjadi pahlawan-pahlawan Islam terdepan dibarisan para sahabat.

Allah SWT Yang Maha Tahu kapan saat yang tepat bagi hambanya untuk menerima hidayahNya. Allah SWT juga yang paling berhak untuk memilih siapa-siapa diantara hambaNya yang layak untuk segera mendapatkan hidayahNya. Tugas kita hanyalah menyampaikan, tidak perlu memaksakan dan juga jangan mudah cepat putus asa...

Thursday, October 29, 2009

KOK NIKAH DULUAN YA???!!

Beberapa hari yang lalu, sempat ada berita yang cukup mengagetkan bagi beberapa orang. Padahal kalo menurut saya biasa saja (^_^), hanya temen-temen aja yang terlalu mendramatisir. Ceritanya ada beberapa ikhwan yang mendapat sms dari temen akhwat satu amanah yang tenyata juga satu angkatan. Isinya kurang lebih adalah pemberitahuan tentang kabar gembira bahwa beberepa hari lagi si fulanah tersebut akan menikah dengan seorang ikhwan yang katanya namanya belum pernah dikenal. Berita itu bahkan sempat jadi bahan bercandaan. Ada yang menyindir pakai puisi bahasa inggris segala padahal gak tau bener pa gak tuch redaksinya:
Today is Wednesday..
Today is her married day..
Today, I want to die… :D

Walaupun semua itu hanya sekedar bercanda, tapi saya merasa perlu untuk kembali menyampaikan tulisan saya yang dulu pernah saya posting. Semoga saja bisa semakin menambah keyakinan kita bahwa sesungguhnya jodoh itu hanya di tangan Allah SWT dan semenjak pertama kali kita diberikan ruh kehidupan, sejak itu juga kita sudah ditetapkan 3 hal tentang kita. Selain usia dan rizqi, salah satunya adalah siapakah JODOH kita didunia ini.

Semoga tulisan pendek yang kurang tertata ini juga bisa menjadi sedikit penangkal VMJ dikalangan aktivis. Ngomong-omong soal VMJ, kemarin ketemu dengan temen aktivis UGM, dia mantan ketua Jama’ah Sholahudin tidak mau mengartikan VMJ itu "Virus Merah Jambu". Menurut beliau terlalu enak kalau diartikan seperti itu, makanya kenapa banyak aktivis yang sengaja mencoba. Beliau lebih senang menyebut VMJ itu sebagai VIRUS MENUJU JAHANAM..... silahkan coba kalo mau!!!!


=======================================================
“Assalamu’alaykum, mau tanya ustadz. Kalo saya lihat seorang ikhwan yang cerdas kok saya jadi simpati ya? Apa itu sekedar simpati biasa atau semacam perasaan cinta, karena sebenarnya nanti kalo dah agak lama biasanya perasaan itu hilang. Tapi kadang tiba2 kok muncul lagi ya?”

Begitu kurang lebih pertanyaan salah seorang peserta akhwat kajian rabu pagi hari itu. Motivasi akhwat bertanya itu bisa jadi sekedar mencairkan suasana biar peserta pada gak ngantuk terutama ikhwan2 TANGGUH itu (-tenang kalo lagi lungguh-, maksudnya tidur), mungkin juga biar ikhwan termotivasi untuk jadi ikhwan2 cerdas ^_^ , atau mungkin itu memang perasaan sebenarnya yang dia alami. Tapi apapun motivasi dari pertanyaan itu, jawaban dari ustadz Fachrudin bisa memberikan pelajaran bagi kita semua terutama bagi yang masih sering muncul perasaan2 kaya’ gitu...

Kalo jawaban runtut dan jelas seperti yang disampaikan ustadz saya juga agak lupa sih (tapi gak tidur lho ya..), pada intinya jaga perasaan jangan mudah untuk jatuh cinta pada seseorang. Terus gimana donk caranya??

Kalo ustadz Fachrudin nyarankan (pake bahasa saya lho ya): jangan percaya pada kesan pertama, kalo kita lihat seorang yang cerdas maka berfikirlah bahwa masih ada orang yang jauh lebih cerdas selain dia, atau mungkin kalo kita lihat seorang yang cakep (lha ini bagi yang belum bisa menahan pandangan) maka berfikirlah bahwa ada orang yang jauh lebih cakep dari dia. Berdo’a saja semoga jodoh kita jauh lebih baik dari yang kita lihat saat itu. Kuncinya adalah jadikan diri kita orang baik sebaik jodoh yan kita inginkan, karena Allah sudah menyampaikan bahwa yang baik itu untuk yang baik.

Tambahannya sebaiknya kita semakin perkuat lagi iman kita pada Allah SWT, maksudnya??
Maksudnya, kita harus 100% yakin bahwa Allah sudah menetapkan jodoh kita sejak pertama kali kita ditakdirkan hidup didunia. Jadi gak usah khawatir lah kalo ternyata orang yang selama ini kita idam-idamkan akan diambil orang (kaya’ mangga saja). Yakin saja kalau memang jodoh kita pasti gak akan mungkin didahului orang. Eh, tapi kita juga gak perlu pakai “nge-cim” (bahasa indonesianya apa gak tau, ngidam kali ya)?? Kenapa? Daripada ujung2nya nanti dia sudah ditakdirkan berjodoh dengan orang lain, malah jadi mubazdir perasaan kita bahkan bisa jadi makan hati ^_^.

Gitu simplenya apa yang pagi itu saya tangkap dari apa yang disampaikan ustadz Fachrudin di KRP. Maaf kalau mungkin bahasanya saya tambah-tambahi sendiri, tapi yang penting kan : “Inspirasi apa yang antum/na dapatkan setelah membaca artikel ini??? Heh....heh...heh....” (tawa khas seorang ustadz)

Friday, August 28, 2009

Apakah itu CINTA??

“Assalamu’alaykum, mau tanya ustadz. Kalo saya lihat seorang ikhwan yang cerdas kok saya jadi simpati ya? Apa itu sekedar simpati biasa atau semacam perasaan cinta, karena sebenarnya nanti kalo dah agak lama biasanya perasaan itu hilang. Tapi kadang tiba2 kok muncul lagi ya?”
Begitu kurang lebih pertanyaan salah seorang peserta akhwat kajian rabu pagi hari ini. Motivasi akhwat bertanya itu bisa jadi sekedar mencairkan suasana biar peserta pada gak ngantuk terutama ikhwan2 TANGGUH itu (-tenang kalo lagi lungguh-, maksudnya tidur), mungkin juga biar ikhwan termotivasi untuk jadi ikhwan2 cerdas ^_^ , atau mungkin itu memang perasaan sebenarnya yang dia alami. Tapi apapun motivasi dari pertanyaan itu, jawaban dari ustadz Fachrudin bisa memberikan pelajaran bagi kita semua terutama bagi yang masih sering muncul perasaan2 kaya’ gitu...
Kalo jawaban runtut dan jelas seperti yang disampaikan ustadz saya juga agak lupa sih (tapi gak tidur lho ya..), pada intinya jaga perasaan jangan mudah untuk jatuh cinta pada seseorang. Terus gimana donk caranya??
Kalo ustadz Fachrudin nyarankan (pake bahasa saya lho ya): jangan percaya pada kesan pertama, kalo kita lihat seorang yang cerdas maka berfikirlah bahwa masih ada orang yang jauh lebih cerdas selain dia, atau mungkin kalo kita lihat seorang yang cakep (lha ini bagi yang belum bisa menahan pandangan) maka berfikirlah bahwa ada orang yang jauh lebih cakep dari dia. Berdo’a saja semoga jodoh kita jauh lebih baik dari yang kita lihat saat itu.
Tambahannya sebaiknya kita semakin perkuat lagi iman kita pada Allah SWT, maksudnya??
Maksudnya, kita harus 100% yakin bahwa Allah sudah menetapkan jodoh kita sejak pertama kali kita ditakdirkan hidup didunia. Jadi gak usah khawatir lah kalo ternyata orang yang selama ini kita idam-idamkan akan diambil orang (kaya’ mangga saja). Yakin saja kalau memang jodoh kita pasti gak akan mungkin didahului orang. Eh, tapi kita juga gak perlu pakai “nge-cim” (bahasa indonesianya apa gak tau) lho ya?? Kenapa? Daripada ujung2nya nanti dia sudah ditakdirkan berjodoh dengan orang lain, malah jadi mubazdir perasaan kita bahkan bisa jadi makan hati ^_!
Gitu simplenya apa yang tadi pagi saya tangkap dari apa yang disampaikan ustadz Fachrudin di KRP. Maaf kalau mungkin bahasanya saya tambah-tambahi sendiri, tapi yang penting kan : “Inspirasi apa yang antum/na dapatkan setelah membaca artikel ini??? He....he...he....”

I would say "AFWAN"...

Kalau beberapa waktu yang lalu ada yang menulis “NO : AFWAN” tapi hari ini saya harus mengatakan “afwan” kepada temen-temen semua yang mengenal atau pernah berinteraksi dengan saya.

Saya secara tulus ingin memohon maaf kepada temen-temen semua yang merasa pernah terdzolimi oleh saya terutama merasa tersakiti dengan kata-kata & sikap saya.
Pada beberapa kesempatan ketika ada session saling memberi saran dan kritik, ada dua karakter saya yang selalu disampaikan oleh temen-temen yang tak pernah ketinggalan:
1. Atos - red bhs jawa-. (kata temen2 angkatan kamarin gitu), maksudnya keras kepala & pengen menang sendiri
2. kalau bicara atau menyindir sering menyinggung perasaan.
selain itu masih ada sih beberapa misal: nggaya, sok pendiam padahal sebenernya..., dll. Kok jelek semua ya .......... Ada sich yang koment baik tapi tak kira gak perlu disebutkan aja lah.....

Saya akui semua itu memang tidak salah walaupun tidak sepenuhnya benar (termasuk kalau ada yang koment baik ). Dalam beberapa forum secara sadar maupun tidak sadar saya selalu ingin mempertahankan pendapat saya dengan berbagai argumen yang kadang logis dan mungkin juga nggak (tapi kayaknya saya selalu mencari argumen yang logis menurut saya). Tidak hanya dalam forum-forum rapat atau musyawarah, bahkan dalam kuliah dikelas pun sering sampai ngotot dengan para dosen.

Kemudian yang kedua saya sering memberikan peringatan atau sindiran yang kadang bisa menyakiti perasaan seseorang. Yang sering merasakan ini biasanya temen-temen satu amanah yang sering satu forum dengan saya. Tapi yang perlu untuk diketahui saya melakukan seperti itu bukan tanpa alasan sama sekali. Biasanya saya sering memberikan sindiran atau peringatan secara langsung apabila ada temen yang terkadang melupakan kode etik berjam’ah (misalkan: tidak hadir atau telat tanpa konfirmasi yang jelas ke mas’ul/pimpinan).
Barangkali dengan sikap saya seperti itu ada temen yang merasa saya terlalu berlebihan , melupakan nilai-nilai ukhuwah dan tidak mengutamakan husnudzon ke yang lain..... Tapi sebenaranya tidak semua orang saya perlakukan sama. Biasanya saya melakukan itu kepada temen-temen yang memang sudah memiliki pemahaman yang sangat matang tentang bagaimana sikap2 yang harus dia lakukan dalam berjama’ah. Dan kadang saya memang sulit untuk menerima alasan-alasan yang tidak jelas.

Seandainya UKHUWAH memang lebih tinggi daripada DA’WAH, saya akan berusaha untuk mengabaikan semua kesalahan dan kelalaian temen-temen, dan akan mengutamakan untuk selalu memberikan pemakluman serta menjaga hubungan serta perasaan diantara kita.
Seandainya DA’WAH itu tidak mempedulikan UKHUWAH, saya mungkin tidak akan pernah sama sekali untuk memberikan pemakluman kepada temen-temen bila melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak sengaja. Dan mungkin akan selalu bersikap keras dan tidak mau peduli kepada yang lain yang penting tujuan ”harus” tercapai.

Tapi sebenarnya UKHUWAH adalah bagian dari DA’WAH, dan DA’WAH tidak akan nikmat tanpa UKHUWAH. Oleh sebab itu maka saya akan selalu berusaha untuk menjaga nilai-nilai UKHUWAH, tapi mohon kepada temen-temen juga berusaha untuk bisa menjaga nilai-nilai dan etika berjama’ah demi kemuntijahan da’wah. Saya pun juga akan berusaha untuk melakukannya.

Dan sebenarnya ketika dalam pergaulan sehari-hari tidak benar juga kalo saya itu selalu kaku, tanya aja temen-temen kos, kelas, atau yang dekat dengan saya. Sering sekali dan bahkan hampir tidak pernah suatu moment terlewati tanpa canda dan tawa, saya pun juga seneng bercanda kok....

Saya ingin tabayun (memberi penjelasan) atas semua yang temen-temen rasakan tentang saya. Sikap saya yang seperti itu karena memang karakter dan didikan sejak kecil terkondisikan untuk jadi orang yang ”harus bisa & harus mau” dalam melaksanakan perintah2 orang tua, kayak militer ajah.... padahal gak ada keturunan militer sama sekali. Apabila menolak perintah orang tua atau melakukan kesalahan tidak jarang ”tindakan-tindakan militer” yang harus saya terima.
Tapi saya yakin yang diinginkan orang tua saya adalah semata-mata demi kebaikan saya. (Saya sangat cinta dan hormat kepada mereka, I love you Mom... I love you Dad....).

Jadi memang susah untuk sepenuhnya merubah total karakter saya yang seperti itu, jadi saya mohon temen-temen bisa faham dengan sikap saya yang seperti itu.
Terakhir walupun tulisan ini masih kental dengan gaya keras kepala dan egoisme saya, sekali lagi saya menyampaikan kepada temen-temen : ”AFWAN.....”

Wednesday, August 05, 2009

MELEMAHNYA PEMAHAMAN TERHADAP TANDHIM

*di ambil dari buku “Prinsip-prinsip gerakan Islam” –ust Fathi Yakan

Diantara permasalahan serius yang dihadapi oleh gerakan Islam Kontemporer adalah melemahnya pemahaman terhadap tandhim dari yang semestinya diharuskan oleh syariat dan menjadi tuntutan zaman.Yang lebih berbahaya lagi, tidak sedikit dari mereka yang mengalami permasalahan ini mencari-cari alasan untuk membolehkan kondisi mereka.
Melamahnya pemahaman terhadap tandhim adalah kurangnya penguasaan terhadao dasar dan kaidah tandhim. Melemahnya pemahaman terhadap tandhim adalah ketidakpahaman terahadap skala prioritas, baik yang sudah dilakukan maupun yang seharusnya dilakukan, sehingga terjadi praktik-praktik operasional yang bersebrangan dengan konsep Abjadiyah yang paling sederhana sekali.
Melemahnya pemahaman terhadap tandhim adalah ketidakmampuan mengkondisikan dan mengklasifikasikan secara baik antara permasalahan yang konseptual dengan permasalahan yang faktual, baik pada tingkatan persepsi dan pemikiran atau pada tingkatan perencanaan dan pelaksanaan, sehingga terjadi ketidakjelasan dan kesimpangsiuran.
Melemahnya pemahaman terhadap tandhim adalah ketidakmampuan untuk mendefisnikan kualitas dan kuantitas serta mencari titik temu antara keduanya, baik yang berkaitan dengan perbuatan atau yang berkaitan dengan ucapan, sehingga menimbulkan bahayan yang serius. Lebih dari itu, yang dimaksud dengan melemahnya pamahaman terhadap tandhim adalah kurangnya penghargaan terhadap waktu, sehingga banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa ada dampak positif terhadap kepentingan Islam. Sementara disisi lain para musuh Islam tidak pernah berhenti sedikitpun melakukan penyiapan dan pengembangan diri untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin.
Semua itu mengemukakan bahwa lemahnya pemahaman terhadap tandhim berarti lemahnya gerakan Islam, yang mengakibatkan lemahnya harokah Islam. Karena gerakan Islam tidak mungkin mencapai tingkatan yang semestinya dan meraih tujuan yang dicanangkan selama belum berjalan diatas sendi-sendi tandhim pada segala aspeknya, seperti: tarbiyah, harokah, politik, dan jihad. Juga selama belum mampu menyikapi setiap permasalahan dengan sikap yang semestinya.
Siapa saja yang menelaah Sirah Nabawiyah, memperhatikan setiap kejadian penting yang dilalui oleh Rasulullah saw., niscaya akan melihat dengan jelas rambu-rambu tandhim. Sebagai contoh adalah kisah hijrah Rasulullah saw. Bersama Abu Bakar ra, ke Madinah. Ada pelajaran banyak yang bisa diambil dari peristiwa tersebut, diantaranya.
1. Permintaan Rasulullah saw. Kepada Ali bin Abi Thalib ra, untuk tidur dipembaringannya untuk mengelabuhi orang-orang musyrik setelah beliau meninggalkan Makkah hingga tiba di Gua Tsur.
2. pilihan untuk singgah di Gua Tsur yang terletak pada arah yang berlawanan dengan arah Madinah untuk semakin mengecoh orang-orang Musyrikin, karena Rasulullah saw, pasti berhijrah ke Madinah.
3. Penugasan Abdullah bin Abu Bakar ra, untuk membawa berita perkembangan yan terjadi di kota Mekkah.
4. Penugasan Asma’ binti Abu Bakar ra, untuk menyuplai makanan.
5. Penugasan Amir bin Fuhairah ra, utnuk menggembalakan kambing-kambingnya pada waktu siang hari lalu malam harinya digiring ke Gua Tsur untuk mensuplai kebutuhan air susu, sekaligus untuk menghapus jejak-jejak kaki yang hilir mudik ke Gua Tsur.
6. Mengambil seorang laki-laki musyrik untuk menjadi penunjuk jalan menuju Madinah.

Rasulullah saw, yang notabene sebagai orang yang mendapat wahyu dan bimbingan dari Allah swt secara langsung masih melakukan langkah-langkah tandhim. Mengapa para aktivis gerakan Islam saat ini tidak mengikuti Siroh Rasulullah saw, padahal mereka tidak mendapatkan wahyu dari Allah swt., sementara permasalahan yang dihadapi semakin menumpuk dan tipu daya musuh juga semakin gencar. Mengapa mereka tidak mengikuti jejak Rasulullah saw agar mereka benar-benar bisa memanfaatkan mata dan telinga yang diberikan oleh Allah swt. Mengapa mereka tidak belajar dari musuh-musuh mereka. Bagaimana melakukan tandhim secara baik, jeli, dan cakap.
Islam menghendaki agar kita menjadi yang terbaik di segala bidang, baik yang berkaitan dengan urusan duniawi maupun yang berkaitan dengan urusan ukhrawi. Islam tidak pernah mengajarkan bahwa kita boleh tidak mengerti tentang urusan duniawi, karena dunia adalah jembatan menuju akhirat, jika kita tidak ingin menggunakannya untuk kepentingan Islam maka para musuh Allah yang akan menggunakannya untuk memerangi dan menghancurkan Islam, sebagaimana yang terjadi saat ini. Islam mengharuskan pemeluknya untuk berusaha mendapatkan kekuatan dan tandhim adalah usaha terpenting yang harus dilakukan menuju terciptanya sebuah kekuatan, Allah swt berfirman,

”Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka yang kamu mampu...” (al-Anfal:60)

Dan Rasulullah saw bersabda,

”Sesungguhnya Allah swt, suka jika seorang diantara kamu bekerja, ia bekerja dengan baik.”

Kerja yang baik tidak terwujud manakala tidak ada tandhim yang baik, sebesar apapun tenaga dan fasilitas yang dimiliki, karena yang menjadi ukuran adalah kualitas bukan kuantitas dan tandhim adalah unsur terpenting kualitas.
Sudah menjadi kewajiban baggi para aktivis gerakan Islam untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam bertandhim sebagaimana mereka juga harus mempertebal kualitas keimanan dan pemikiran mereka. Para aktivis juga dituntut untuk mengikuti dan mempelajari perkembangan sekitar tandhim sebagai implementasi dari sabda Rasulullah saw,

”Hikmah adalah kebutuhan seorang mukmin, dimanapunia mendapatinya maka ia lebih berhak untuk memilikinya.”

dan sabdanya,

”ambillah hikmah dari manapun ia bersumber.”

Tuesday, July 07, 2009

MENGENDALIKAN RASA CINTA


"...kalau kemarin posting tulisan ust.hatta yang profokatif sekarang posting tulisan yang bisa jadi antisipatif, semoga bermanfaat ..."
MENGENDALIKAN RASA CINTA

Sobat muda muslim, nggak salah kalo cinta bisa mendera siapa aja. Termasuk para aktivis dakwah. Tapi tetep kita kudu waspada ama VMJ ini. Soalnya orang bisa berubah karena kasmaran. Yang pasti nggak berubah jadi Ksatria Baja Hitam. Tapi perubahan yang lambat laun nampak dalam diri kita. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin menuliskan komentar sejumlah orang tentang pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang.

Di antaranya sebagai berikut: “Cinta itu bisa menyucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, mendorong untuk berpakaian rapi, makan yang baik-baik, memelihara akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi yang ahli ibadah”.

Nah, lho? Ternyata cinta bukan cuma Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki seperti kata Sheila On Tujuh. Tapi juga merupakan ujian sekaligus cobaan buat orang shaleh, ahli ibadah, termasuk aktivis dakwah. Kok bisa? Iya, karena cinta nggak cuma bisa mengubah pe-nampilan aja. Dia juga bisa membelokkan niat yang udah lurus. Komitmen dakwah bisa berubah. Aktivitas dakwah yang awalnya diniatkan untuk mendapat ridho Allah bisa terkontaminasi saat VMJ meradang. Ini yang kudu diwaspadai.

Tentu kita nggak pengen dong, aktivitas dakwah kita yang mulia jadi kacau-beliau gara-gara kita terpana pesona cinta. Makanya kita kudu pandai mengendalikan rasa itu. Seperti kata dokter, mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk urusan cinta juga sama. Lebih baik kita mencegah aktivitas yang bikin VMJ meradang. Ada dua hal yang bisa kita jalanin sebagai langkah pencegahan (kayak 3M DBD aja neh!).

Pertama, dari dalam diri kita. Di sini kita kuatkan benteng pertahanan dari serangan rasa cinta yang membabi buta. Caranya, rajin puasa sunat. Rasulullah menganjurkan pemuda-pemudi untuk berpuasa sebagai satu perisai takwa. Perbanyak membaca al-Qur’an, shalat tahajjud, dan berdzikir kepada Allah saat godaan itu datang. Perbanyak juga doa kita kepada Allah. Minta kepada-Nya biar kita dijauhin dari perbuatan yang haram, minta juga kepada-Nya biar kita dikasih jodoh yang qualified dunia-akhirat. Mau dong?

Kedua, dari luar diri kita. Ini juga nggak kalah pentingnya. Faktor ling-kungan gampang banget meluluhlantakkan pertahanan yang kita bangun. Itu sebabnya, kita kudu bisa menata lingkungan sekitar kita. Misalnya, memini-malisasi pertemuan dan komunikasi dengan lawan jenis. Walau itu untuk konsolidasi dakwah. Sorry, bukannya mo ngerecokin, cuma kita khawatir, jiwa muda kita tak kuasa meredam gejolak rasa cinta itu. Kita juga bisa gaul ama temen-teman yang bisanya nggak cuma manas-manasin doang. Tapi mampu membantu kita menjaga izzah alias harga diri. Sehingga kita bisa belajar menundukkan pandangan. Baik terhadap para ‘macan’ (makhluk cantik) mau pun terhadap media ‘syerem’ yang bisa memacu adrenalin kita.

Kita kudu nyadar kalo seorang aktivis dakwah sering jadi panutan dan teladan bagi orang lain. Nggak cuma Allah yang mengawasi tiap omongan ama tingkah lakunya, tapi juga umat. Gimana jadinya kalo pas ngisi pengajian begitu bersemangat bilang pacaran itu haram. Tapi, pas doi lagi kasmaran, perilakunya nggak beda ama aktivis pacaran. Apalagi pake ngeles dengan istilah ‘pacaran islami’. Idiih…malu ama umat tuh! Firman Allah Swt: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS ash-Shaf [61]: 3)
MENENTUKAN PRIORITAS

Sobat muda muslim, kalo kamu udah bisa atau minimal lagi belajar mengendalikan rasa cinta, sekarang kamu udah pantes buat belajar menentukan prioritas. Karena untuk urusan ekspresi cinta, Islam cuma mengatur dua tahap. Khitbah dan nikah. Nggak ada lagi. Masalahnya, kadang para aktivis dakwah yang mayori-tas pelajar terbentur dengan banyak hal sampe kerepotan memilih satu di antara dua pilihan itu. Kalo pun ada yang berani, lebih didominasi faktor emosi. Bisa jadi was-was sang target ‘disamber’ duluan ama yang laen (Emangnya bis kota maen serobot?)

Kalo mau khitbah dulu, kecil kemungkinan bisa bertahan sampe kamu lulus sekolah atau kuliah terus dapet kerja. Bawaannya pasti pengen segera ijab qabul. Padahal, segala kebutuhan keuangan masih disubsidi penuh ama ortu. Bakal berabe ke depannya. Perhatian kamu bakal terpecah. Antara beresin kuliah atau matengin rencana nikah. Bisa-bisa nggak optimal dua-duanya. Padahal kehidupan rumah tangga bakal menuntut suami untuk mencari nafkah materi. Nggak cuma bermodalkan cinta. Sementara ijazah pendidikan pun adakalanya punya peranan bagi sang suami demi mem-peroleh nafkah.

Nah, kalo udah gini bagusnya kita pusatkan perhatian pada aktivitas tholabul ‘ilmi yang lagi digeluti. Biar masa depan juga terbingkai dengan rapi. Tapi, bukan berarti kita ngelarang kamu mikirin soal nikah lho. Nggak. Silakan aja kalo kamu mau mulai mempelajari soal pernikahan lebih dalam. Karena terpancing ama senior yang bilang nikah itu nikmat, indah dan ibadah, misalnya. Tapi kamu kudu siap hadapi risiko yang bakal menyedot perhatian kamu. Berani ambil risiko? Pikirkan dengan mateng!

Oke deh sobat. Kita percaya kamu-kamu bisa mengambil pilihan dengan bijak. Jangan sampe CBSA bikin aktivitas dakwah kamu kendor. Catet, sekali lagi kita ngingetin, dakwah itu untuk mendapat ridho Ilahi. Bukan karena orang yang dikasihi. Dan jangan takut keduluan, karena jodoh masing-masing nggak akan kelayapan. Oke? Tetap semangat!

Friday, July 03, 2009

TAKAMUL DALAM GERAKAN ISLAM

Imam Syahid Hasan Al banna telah menegaskan tentang keharusan takamul dalam gerakan Islam. Beliau mengatakan:

“Diantara hasil pemahaman terhadap Islam yang bersifat umum dan menyeluruh menurut kami ialah bahwa fikroh kami ini meliputi seluruh aspek ishlah ‘perbaikan’ di tenah umat. Oleh sebab itu, tanpa rasa ragu kami dapat mengatakan bahwa dakwah kami adalah:

1. 1.) Dakwah Salafiyah, sebab dakwah kami mengajak kembali menuju Islam melalui sumbernya yang jernih, yaitu: Kitabullah dan Sunah Rasul-Nya.
2. 2.) Thariqah Sunniyah, sebab dakwah kami membawa para pengikutnya untuk mengamalkan sunah yang suci di segala bidang aqidah, ibadah, dan semua bidang yan mereka mampu melakukannya.
3. 3.) Hakikat Shufiyah, sebab pengikut dakwah ini menerti bahwa dasar dari kebaikan adalah kesucian jiwa, kebersihan hati, beramal tanpa henti, menjauhkan diri dari kebanyakan manusia, cinta karena Allah, dan menjalin hubungan atas dasar kebaikan.
4. 4.) Hai’ah Siyasiyah ‘Organisasi Politik’, sebab para pengikut dakwah ini menuntut perbaikan undang-undang didalam negeri, melihat kembali hubungan dengna bangsa-bangsa lain di luar negeri serta pembinaan rakyat mengenai kejayaan dan kemuliaan.
5. 5.) Jama’ah Riyadhiyah ‘Perhimpunan Olah raga’, sebab para pengikut dakwah ini memperhatikan tubuh mereka, memahami bahwa mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin yang lemah sesuai dengan sabda Nabi saw. Tugas-tugas dalam Islam tidak mungkin dapat dilaksanakan secara lengkap dan benar kecuali dengna fisik yang kuat.
6. 6.) Rabithah ‘Ilmiyah Tsaqofiyah, sebab menuntut ilmu dalam Islam adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah. Disamping itu, semua departemen dalam jama’ah ini pada dasarnya merupakan lembaga ta’lim dan tatsqif ‘pengajaran dan pembekalan wawasan’ serta merupakan institusi untuk tarbiyah jasadiyah ‘fisik’, aqliyah ‘akal’, dan ruhiyah ‘mental’.
7. 7.) Syirkoh Iqtishadiyah ‘Perserikatan Ekonomi’, sebab Islam memberi perhatian pada pengurusan harta dan mengusahakannya melalui cara yang benar.
8. 8.) Fikrah Ijtimaiyah ‘Gagasan Sosial’, sebab para pengikut dakwah ini memberi perhatian kepada berbagai penyakit masyarakat Islam, berusaha untuk menemukan jalan mengobatinya dan menyembuhkan umat darinya.

Demikianlah, kami melihat bahwa makna Islam yang komprehensif telah menjadikan pemikiran kami bersifat menyeluruh terhadap semua aspek perbaikan dan membimbing aktivitas kami pada semua aspek tersebut. Pada saat orang lain memikirkan salah satu aspek saja, kami justru memikirkan semua aspek. Kami memahami bahwa Islam memang meminta kita memperhatikan semuanya.”
Diposkan oleh kakazona di 12:10 AM

Wednesday, July 01, 2009

22th

bismillahirrohmaanirrohiim....

Ya Allah, jarang hamba mensyukuri nikmat usia ini...
betapa banyak waktu yang Engkau beri masih hamba sia-siakan
Ya Allah, jarang hamba meminta untuk Engkau bangunkan di pagi hari...
betapa sering juga hamba lupa bersyukur ketika memulai hari
Ya Allah, hari ini engkau masih berkenan menggenapkan usiaku
Berikanlah bimbingan dan petunjuk kepada hamba untuk memperbaiki diri
Berikanlah hamba kekuatan untuk senantiasa istiqomah di jalanMu
Anugerahi hamba dengan ilmu dan rizki untuk senantiasa memberi kemaanfaatan kepad umat..
Berikanlah kekuatan untuk sabar menghadapi ujian dan cobaan dari Mu
Ya Allah...
dekatkanlah hamba dengan Al Qur'an..
mudahkanlah mata hamba untuk menangis bersimpuh kepada Mu..
eratkan ukhuwah hamba dengan para jundi-jundi dan mujahid Mu..
Ya Allah... berikan petunjuk jalan kepada hamba untuk sampai pada Ridlo dan Maghfirohmu...

Amiin....

Saturday, June 27, 2009

Selamat Tinggal Bujangan

"diambil dari tulisan Ust, Hatta Syamsudin, Lc"

Mohon maaf, sekali lagi memprovokasi dan entah berapa kali lagi saya harus memprovokasi. Semoga cerpen yg saya tulis lima tahun yang lampau di Sudan ini bisa sedikit menggoyahkan pendirian para ikhwan. Agar setengah dien itu cepat terpenuhi, agar segala gundah dalam hari segera sirna. Agar kuat dakwah ini, jika ditopang dengan kader2 yang tangguh luar dalam ... selamat terprovokasi, dan selamat tinggal keraguan.

SELAMAT TINGGAL KERAGUAN


Rini Cahyani, nama yang telah menggetarkan seluruh persendianku. Delapan bulan yang lalu. Tepatnya setelah dua bulan dari kelulusanku dari jurusan Teknik Industri kampus UI Depok.
Nama itu muncul di bagian paling atas dua lembar kertas yang disodorkan Ustad Madani padaku. Sebuah nama yang masih asing bagiku. Namun justru itulah yang membuat jantung ini berdebar lebih cepat. Wajahkupun tak malu mengeluarkan rona merah-birunya. Aku penasaran ? Jelas !
Tetapi untunglah ustad dapat menangkap gelombang penasaran dalam raut mukaku. Setelah sempat terdengar batuk-batuk ringan, beliau mulai mengeluarkan suara khasnya.
" Gimana akhi, sudah antum baca semua biodatanya khan ..?"

Aku tak langsung menjawab. Semua butuh kehati-hatian. Setiap kalimat yang meluncur dari lisanku saat ini, dapat mengubah jalan hidupku di masa mendatang. Tetapi ustad Madani masih terus menebak-nebak alur pikiranku,
"Apakah beliau tidak memenuhi kriteria yang antum tuliskan ? "
" Bukan begitu ustad, tapi… ",. Sekali lagi aku harus berpikir keras.
" Toyyib, antum baca deh terlebih dahulu. Tapi jangan lupa teh dan gorengannya jangan dicuekin ya .. "
" Kalau yang itu… nggak usah ditawarin. Insya Allah kita habiskan Ustad…."

Ustad tersenyum renyah meninggalkan aku dalam bingung. Bukan sekedar bingung. Ada getaran aneh tapi agung dalam kebingunganku. Sementara dua lembar kertas di tanganku malah semakin angkuh. Mencoba menari-nari dalam hatiku.
Masalah tidak memenuhi kriteriaku ? Ah, sebenarnya itupun bukan sesuatu yang kaku bagiku. Namun bagaimanapun aku harus lebih teliti. Kubaca dengan cermat deretan kalimat-kalimat dibawah nama tersebut.

Nama… Rini Cahyani bin Soewandi …..
Soewandi ..? orang Jawa ? atau bahkan keturunan keraton Surakarta ?. Gimana kalo jadi nikah nanti, apa harus pakai adat jawa ? Ditonton ratusan orang di bangsal kencana ?. Memakai blangkon dan keris yang tersembunyi ? Wah ! Apa kata Dunia Islam nantinya ? Seribu satu pertanyaan yang kurang esensial mulai bersliweran mengganggu pikiranku. Aku beristighfar tiga kali. Nampaknya syaitan masih bersemangat untuk menunda-nunda azamku untuk menikah. Bisikannya yang bertabur keraguan itu harus segera kuenyahkan.
Bismillah. Mulai kubaca lagi deretan selanjutnya dengan lebih teliti. Tiap huruf, kata bahkan koma dan titik sangat menentukan !!.Semoga ustad lebih sabar menunggu.

Tempat Tanggal Lahir… Magelang, 23 Juni 1978..
Magelang ? Pasti suku Jawa. Aah.. bukan masalah besar. Toh aku tak pernah mencantumkan jenis suku pada daftar kriteria yang aku serahkan pada ustad. Apalagi orangtuaku paduan dinamis dari suku Melayu dan Bugis. Dan tak pernah kulihat ada pertikaian yang menyangkut SARA di rumahku.
Tapi bagaimana kalau ortunya Kejawen ? Hiii…bagaimana kalau diharuskan mandi kembang tiap malam jumat nanti. Brrr…dingin. Belum lagi nyuci keris dan seperangkat jimat tiap malam purnama ?. Wah, aqidah islamiyah dan dakwah bisa terancam nih. Apa kata Dunia Islam nanti ? Duh, pikiranku mulai ngelantur lagi.

Tapi tahun kelahiran ? 1978 ? Dua tahun lebih muda dariku. Ini berarti ada kesalahan. Apa mungkin ustad salah baca dengan permintaan tertulisku sepekan yang lalu ? atau beliau punya penafsiran lain ?. Kalau tidak salah, yang aku tuliskan dan inginkan adalah minimal seusia dengan ku, atau jika memungkinkan lebih tua sekian tahun dariku.
Ini bukan sok pahlawan sebagaimana sering dituduhkan beberapa ikhwah kepadaku. Ini masalah muyul akhi, begitu aku menjawab tuduhan tersebut. Selama ini aku cenderung mudah berinteraksi dengan orang-orang yang lebih dewasa dariku.

Tapi ini ? dua tahun lebih muda ? Bagaimana kalau masih kekanak-kanakan ? Bagaimana kalau ngajinya belum lurus ? Mengapa ustad memberi pilihan yang ini sih ?. Kembali si syaiton asyik membenamkan pikiranku di lumpur keraguan. Kenapa aku harus terpedaya lagi ? Tsiqoh pada ustad adalah pilihan terbaikku saat ini. Bisa jadi umurnya masih muda, tapi dewasa dalam memaknai hidup. Yah, semoga.
Kulanjutkan mencermati barisan kalimat selanjutnya di secarik kertas HVS tersebut,

Alamat …. Perumahan Perwira TNI AL Blok C 3 – Cilandak, Jakarta Selatan..
TNI AL dan Soewandi ? Putri seorang perwira militer ? Calon mertuaku seorang militer ? Apakah ia juga mendidik putrinya dengan gaya militeristik ?. Bagaimana kalau sang putri ternyata lebih militer dari orangtuanya ? Bagaimana kalau aku harus di uji dulu lewat adu fisik dengan salah seorang anak buahnya ? atau bahkan kakaknya barangkali ? Sebagaimana kisah-kisah pendekar yang pernah aku baca di komik-komik waktu kecil dulu.

Ah, tak perlu ragu. Ini Cuma bisikan setan. Sekarang bukan jaman purba yang mengandalkan otot dan kekerasan. Lagi pula, kalau memang diperlukan, minimal aku masih bisa bertahan dengan sisa-sisa kejayaan latihan thifan-ku di kampus dulu.

Ku menoleh sebentar ke arah ustad Madani yang duduk di depanku. Nampaknya ia cukup paham dengan apa yang ada dipikiranku. Ia hanya tersenyum kecil, mengangguk, sedikit berdehem dan kembali larut dalam konsep khotbah Jum'at yang harus dibawakannya di Masjid UNJ besok siang.
Aku pun kembali asyik menelaah deretan kalimat di secarik kertas, yang menurutku masih menyimpan berjuta misteri.

Pendidikan .. Lulus S 1 Fakultas Sejarah Universitas Gajah Mada tahun 2001..
Nah ! Ini sesuai dengan kriteria, non eksakta. Aku lulusan eksak, teknik Industri dan ia anak sosial, non eksakta, insya Allah matching dan cukup mewakili konsep tawazun, Amiin.

Organisasi …Humas BEM, Keputian LDK, Remas, Pengajar TPA dan bla…bla..bla...
Aktifis kelas berat ? Siapa takut. Bukankah masa lima tahun kuliah telah kuhabiskan di berbagai kegiatan-kegiatan kampus. Baik ekstra maupun intra kampus. Cara kerja, kuliah, belanja, dakwah dan pergaulan ala aktifis semua sudah 'mendarah daging' bagiku. So, kalau ketemu dengan aktifis yang satu ini, insya Allah tidak perlu susah beradaptasi. Semoga saja ya. Teriakku dalam hati.

Pekerjaan .. Guru Tetap di SLTP Islam Terpadu Nurul Fikri Mata Pelajaran Sejarah
Ya Allah .! Aku merasakan detak jantungku berjalan lebih cepat. Keringat dingin nampaknya akan menetes di dahiku. Wajahku tak ketinggalan ikut bereaksi. Tegang. Menambah keterkejutan yang melahirkan kegelisahan baruku.
Tepat pada waktunya ! Ustad Madani menoleh sejenak ke arahku. Dengan mudahnya ia bisa menangkap kegelisahan yang tersirat dari wajahku. Masih dengan tenang. sejuk dan senyuman khasnya, ia menegurku.

" Ada yang mengganjal akhi ?"
" Eeeng… ada.. Ustad, Anu… eee.. benarkah ukhti ini salah seorang pengajar di SLTP IT Nurul Fikri, Depok ? "
Ustad Madani membenarkan letak kacamatanya. Tanda rasa penasarannya mulai tergugah.
" Ya, betul. Ukhti Rini baru dua minggu yang lalu diangkat sebagai pengajar tetap di sana. Sebelumnya, sudah tiga bulan ia mengajar sebagai guru honorer."
" Tapi, ustad …. ", aku terhenti sejenak untuk mencoba lebih tenang.
" Ada yang antum risaukan dengan status gurunya itu ?. Bukankah itu pekerjaan yang sangat mulia akhi Fajar ? ".

Sebuah pertanyaan yang wajar dan benar. Tidak ada yang salah dengan status ukhti Rini sebagai pengajar. Tapi, pengajar di SLTPIT Nurul Fikri ? Mungkinkah ia dan keluarganya akan menerima pinanganku nantinya.

Ustad Madani mulai menyelidiki lebih dalam,
" Atau Akh Fajar masih ragu untuk menikah ? Ingat akhi, usia antum lebih dari cukup lho..!"
" Eh..bukan begitu Ustad. Masalah nikah kan sudah ana azamkan setahun yang lalu. Tapi masalahnya ukhti ini…. "

Ustad Madani tampak tersenyum dan memotong dengan pelan,
" Ukhti Rini insya Allah jauh lebih siap dari antum akhi. Ana tahu persis tetang dia. So, what's the problem ?"
" Ehm.. baiklah. Permasalahannya seperti ini Ustad, mungkin antum belum tahu. Awal bulan yang lalu perusahaan tempat ana bekerja bangkrut dan memecat semua karyawannya termasuk ana…"
Ustad kembali menebak-nebak apa yang ada di benakku,
" Jadi kembali ke masalah ma'isyah dan rizki nih … "
" Bukan itu ustad, untuk pernikahan ini insya Allah ana masih ada simpanan….tapi masalahnya .."
"Iya, Masalahnya ….."
Aku menarik nafas dalam-dalam. Bicara sama ustad Madani harus jelas. Jangan sampai beliau salah tafsir.
" Masalahnya Ustad…. , sudah satu minggu ini ana diterima bekerja di SLTP Nurul Fikri . Tepatnya,…eeng… sebagai petugas kebersihan sekolah …."
Ah.. akhirnya.. keluar juga kelu dalam lisanku.
Muka ustad Madani agak berubah. Kini beliau tahu permasalahanku sebenarnya. Yaitu….keenggananku sebagai seorang tukang sapu sekolah untuk bersanding dengan salah satu dewan gurunya.

***********
Muka pria setengah baya di depanku masih datar. Hanya sesekali asap rokoknya menambah ketegangan dalam jantungku. Kolonel Soewandi namanya. Yah, akhirnya aku datang juga di rumahnya. Berbekal iman dan takwa, begitu kata ustad Madani setengah jam yang lalu. Sebelum melepasku pergi untuk sebuah mission imposible ini. Baru kali ini aku meminang, putri solo, anak perwira militer lagi ! Ya Rabb !
" Jadi, Nak Fajar lulusan Teknik Industri UI tahun kemarin ya….wah.. hebat. Ya…Terus, sekarang kerja di mana …? Perusahaan Asing atau di BUMN semacam Pertamina, Telkom, PJKA… atau malahan di Bulog ? "
Perusahaan Asing ? BUMN ? .Gubraaaak ! Seolah kepalaku tertimpa dua batu bata yang di lempar dari arah berlawanan. Yang satu tepat mengenai wajahku, sementara sisanya tepat mengenai tengkorang belakangku. Uugh !
" Ah.. tidak juga Pak. Sebelumnya saya sempat kerja di perusahaan Farmasi. Tapi sekarang saya satu kantor dengan Rini, putri Bapak .. "
" Oooo….di mana itu… SLTP Nurul Fikri ya….bagus..bagus… cinta lokasi nih ceritanya ? ".
Pak Soewandi sedikit tersenyum menggoda. Bagiku malah tambah menyeramkan. Cinta lokasi ? Memangnya saya aktor. Dan sejak kapan putrinya main film ?. Nah, Pertanyaan selanjutnya bisa di tebak …..Bismillah. Aku akan menjawabnya..meski kemungkinan terburuk aku mungkin akan di usir. Innallaha ma'ana.
" Di sekolah, nak Fajar ngajar mata pelajaran apa ?. Kalau lihat latar belakang akademis, kalau Bapak nggak salah…pasti Matematika atau Fisika ya ..? "
" Eee… tidak juga Pak. Saya belum mengajar. Saya masih ditempatkan di bagian Umum, dibawah koordinasi bidang Tata Usaha……"
" Wah .. Bapak jadi bingung. Maksud nak Fajar jadi dewan Pengawas gitu…konkritnya gimana……. ? "
" Engg…Tepatnya….saya jadi petugas kebersihan sekolah Pak ! "
" Apaaaa ? Petugas kebersihan sekolah !!!!! "
Beberapa detik berlalu dengan cepat. Diam. Tak ada suara dan gerakan sedikitpun keluar dari sosok berwibawa di hadapanku. Hanya bola matanya yang terus menatap tajam ke arahku. Mungkin ada yang janggal di wajahku.

Diam dan bisu. Seolah kami telah bersepakat sebelumnya.
Terlambat, sudah kepalang basah. Sudah terlanjur aku melangkah. Tak mungkin aku melarikan diri saat ini. Bisa-bisa, satpam rumah akan membekukku dengan bangga. Atau kemungkinan lain, bisa jadi Kolonel Soewandi sudah siap dengan pistol Bareta-nya, dan dengan mudah ia akan melumpuhkan kedua kakiku, sebagaimana sering kulihat saat liputan kriminal penangkapan bandar narkoba di televisi.
Ngawur ! Kenapa aku masih suka ngelamun di saat-saat menentukan seperti ini ? Allahu akbar. Aku berseru dalam hati memohon kekuatan.. Apapun yang terjadi setelah ini, aku siap menerima kenyataan.

***************

“ Kaaak Fajaaaaar, hayoooo ngalamun dedee ya ? Kapan kita berangkat ke sekolah nih ? “
Astagfirullah ! Suara manja Rini, istriku, membangunanku dari lamunan yang menegangkan. Sementara tangan kananku masih setia dengan dua lembar kertas sumber lamunanku, beberapa menit yang lalu. Ah, terlambat ! Ketahuan ! Dua mata indah istriku menangkap cepat ke arah dua carik kertas di tangan ku.
“ Eh, lagi baca apaan Kak ? hayooo….biodata dedee pas taaruf yaa ? Ngakuuu ? Pasti tadi lagi ngalamun aku too. .Nggak papa kok, Istrimu ini pantes kok buat bahan ngalamun…”.
“ Adaaaaaw !!! “.
Kali ini aku kalah sigap. Cubitan mesranya tepat menghujam pipi kananku. Istriku terus menggodaku manja, sementara rona merah biru kembali melanda raut mukaku. Enam bulan paska walimah, suasana bulan madu tetap abadi di rumah ini.
“ Dee… kakak mau tanya serius nih, boleh ? “
“ Serius ??? ada apa kak ? boleh nooo… aku kan istrimu… mitsaqon gholidzo…inget lo kak .. “
“ Dee.. kalo boleh tahu, Bapak pernah cerita nggak sama dedee sebab beliau nerima kakak sebagai menantunya yang petugas kebersihan sekolah ? “
“ Ooo… itu too yang dilamunin tadi…? “
“ Dan tahu nggak ? Pas kakak bilang pekerjaan kakak tukang sapu… Bapak tuh sempat diam lamaa gitu… menatap tajam wajah kakak, sebelum akhirnya menyuruh kakak datang seminggu lagi… “
“ Lha iya jelas Kak, lha wong salah satu pertimbangan Bapak nerima kakak kan wajah kakak ? “
Bola mataku melebar. Ingin rasanya saat ini menyambar sebingkai cermin di ruang tengah, sekedar untuk meyakinkan hatiku tentang kebenaran ucapan istriku barusan.
“ Lho Kok ? Maksud dedee pasti Bapak yakin yaa kalo wajah kakak bisa memperbaiki keturunan keluarga Raden Soewandi ? “
“ Yeee…. GR banget nih Kakak ! Bukan itu maksudnya….Sebelum walimah, Bapak dulu pernah cerita ke dedee… Katanya, beliau nerima kakak tuh karena pas merhatiin wajah kakak kok kayaknya persis Letnan Mahmud, komandan peleton Bapak pas operasi integrasi Timor-Timur tahun 1975… Nah ceritanya.. Letnan Mahmud tuh yang nyelamatin Bapak dari berondongan peluru saat terjadi kontak peluru dengan milisi Freetilin yang brutal ! “
Kembali dua bola mataku melebar.
“ Wah…heroik banget ya, jadi ceritanya Bapak mengira saya anak Letnan Mahmud , trus mau balas jasa gitu yaa ? “
“ Bukan, Letnan Mahmud justru meninggal tertembak peluru musuh sesaat setelah menyelamatkan Bapak…. Mungkin Bapak agak tersentuh melihat wajah kakak yang persis Letnan Mahmud, dan ingin terus mengenangnya dengan menjadikan kakak sebagai menantunya .gitchuuu…..”
“ Oooooo… alah alaaaaaah…..Trus sekarang gimana ? “
“ He..he…Sekarang ? Bapak pernah bingung lho, dan bilang sama dedee…sekarang kok suamimu jadi nggak mirip sama Letnan Mahmud yaa ? “

Hem.. Aku tersenyum dalam ketenangan. Tidak salah dan tidak ragu lagi. Ini semua pertolongan Allah. Bahkan bukan saja saat diterimanya pinanganku oleh Kolonel Soewandi. Satu bulan setelah pernikahan, pihak sekolah mengangkatku jadi tenaga pengajar. Dan Alhamdulillah, sepekan yang lalu, aku resmi jadi guru tetap bidang Fisika di SLTPIT Nurul Fikri !.

Subhanallah, Walhamdulillah wa laa ila ha illa Allah !! Aku merenung lebih jauh atas segala yang kulalui saat proses menuju gerbang pernikahan. Jika seseorang telah berazam, dan meninggalkan segala keraguan, Allah pasti akan memudahkan !

Betapa tidak ? Bagaimana mungkin aku yang berambut lurus, berhidung standar pribumi, bisa serupa dengan Letnan Mahmud yang berambut cepak, dan keturunan Pakistan ? Subhanallah !
“ Kaaaak ! berangkat sekarang yuuk, udah jam setengah tujuh loo …”
"Iyyyaaaaa…!!!"

Sejurus kemudian, Istriku sudah sigap menodongkan kunci sepeda motor tepat ke arah keningku
. Dor !
Tiba-tiba wajahku memerah kembali. Ada yang mendarat telak di pipi kananku. Kali ini bukan cubitan.
( selesai)

Tuesday, June 02, 2009

FUTSAL pagi ini




Hari yang indah, setelah sholat subuh minum sedikit untuk kebutuhan ruhiyah jam 6 tepat berangkat ke stadion UNS. Temen2 dah pada nunggu disana untuk maen bola. Luar biasa memang temen2ku, untuk urusan riyadhoh selasa pagi ini memang bener2 tepat waktu, biasanya rapat saja pada ijin telat banyak alasan :D
Dengan komposisi 7 vs 7 ternyata agak kurang seimbang, padahal dikubu lawan ada akh septo & akh joko margono, akh yitno juga disana.... Tapi ternyata tim kita mendatangakan 3 pemain import, 2 dari teknik dan 1 dari FKIP. Eh disana juga ada satu pemain transfer ada akh Ikhsan Cinta-di, he...he..he.. pemain yang nilai diving 9 tapi nilai tekniknya 6 dah bagus lah :D
Sampai akhirnya jam 7, sang "kaka" harus turun lapangan setelah mencetak satu gol dan 2 asis.
Masalahnya jam 7.30 dah harus ganti profesi, paginya atlet siangan dikit harus magang di pabrik roti :(
tapi "no problemo" insyaAllah thats road to success....

Thursday, May 28, 2009

SELAMAT JALAN KAWAN.... LANJUTKAN PERJUANGAN....




Satu tahun amanah di JN UKMI UNS mendampingi ketua Umum (akh Arif), akhirnya tanpa terasa sudah berakhir. Banyak kenangan yang akan tidak mudah terlupakan. Pertama kali pelantikan dengan TIM PHT awal ada akh Adi Wardhana (Allahuyarham) sekarang tinggal sebuah senyum di album kenangan dan semoga saat ini beliau juga sedang tersenyum insyaAllah diantara mujahid-mujahid yang telah gugur dijalan perjuangan.

Perjalanan selama satu tahun, syuro-syuro mabit, syuro-syuro ba'da shubuh, keseriusan yang terkadang reda dengan sedikit canda, perjalanan ke SALAM UI, Up Grading bersama pengurus, Rapat Pimpinan di salah seorang rumah PHT, sampai MUSUM XX yang mengakhiri amanah periode 2008/2009..... semuanya akan menjadi sebuah bingkai album kenangan yang melekat dalam ingatan, memberikan semangat untuk terus berjuang karena sesungguhnya kita tidak sendirian.

Meskipun Allah telah menentukan jalan kita masing-masing, walaupun mungkin kita tidak lagi bersama-sama dalam satu medan perjuangan tapi semoga do'a-do'a kita akan selalu memberikan kekuatan kepada saudara-saudara kita, dan semoga Allah mengijinkan kita untuk bertemu kembali di sebuah tempat paling indah yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya bersama para pejuang-pejuang da'wah lainya........ Jannah-NYA...

Monday, May 25, 2009

Pacaran ala SMS...

Tulisan ini saya dapatkan sekitar 3 tahun yang lalu ketika masih awal berinteraksi dengan aktivitas dakwah. Walaupun sudah tulisan lama tapi sepertinya masih relevan dengan kondisi sekarang,semoga bisa memberi manfaat buat kita semua.

======================================>>

"ass. ukh, bngun, ambl air wdlu y. met shlt lail ukh. wss
met shlt dhuha ukh…
met shoum ukh.. taqabbllh.."

sekarang ni ada-ada aja yach…
kemajuan zaman yang semakin nggak bisa dimengerti. semakin banyak maksiat terselubung rapi dibalik kata “dakwah”.
dalam hal peningkatan kualitas diri antar sesama ikhwah kadang kala ditemukan dilema dalam hal hubungan non mahram. dilingkungan sich emang nggak pernah ketahuan jalan bareng antar non mahram, baik yang ikhwan maupun yang akhwat. tapi, dibalik jenggot dan tertutupnya jilbab lebar mereka, kadang juga terselip hal yang sebenarnya nggak disyariatkan dalam hal menjalin hubungan sesama ikhwah non mahram. berdalih tausyah atau sekedar sms pengganti “weker”, yang maksudnya cuma buat ngingetin biar bangun sholat malem, ato biar nggak lupa sholat dhuha. hehehehe….
hayo…., siapa yang pernah?
ehm, kalo difikir lagi bisa bikin ibadah yang dilakukan menjadi riya’ bukan lillah lagi.
nah lho…
ukhti yang tadinya lier2 masih ngantuk, berhubung yang bangunin seorang akhi, wa….
serasa habis disiram air…
kantuk langsung hilang and pasti langsung menuju kamar mandi, wudhu….!
bagus sich….
tapi yo nggak bagus… ( ??? )
nggak bagusnya yah, hati yang semula putih, terpercik oleh sms “weker“ jadi kotor dech…
jadi terkena virus… , kalo virus flu sich biasa. gampang nyari obatnya. ato kalo virus myheart di kompie sich bisa di scan dengan anti virus…
lha ini, virus merah jambu… alias pacaran..
ngobatinnya susah…
dalam dunia dakwah, sebenarnya kan nggak ada tuh, kamus pacaran? Walaupun pacaran islamy lho….

Emang sih, menjaga hati sulit banget. Malah ada lho, kaum jilbaber yang ternyata masih doyan ngenet. Chatting bo.., sama ikhwan… wah wah….
Tu,… kan….
Hape….hape….
Mending kamu nggak usah ada aja dech….

kembali ingin mencari...

Setelah sekian lama tidak pernah menyentuh BLOG ini, pengen malam ini aku mulai untuk menulis menuangkan harapan, kenangann & perasaan yang terkadang kuat memaksa untuk disampaikan.
Semoga Allah berkehendak memberikan kejernihan hati dan fikiran sehingga setiap tulisan dapat memberi kemanfaatan.
Semoga inilah jawaban dari lamanya pencarian untuk menemukan sesuatu yang hilang..