Followers

Tuesday, July 07, 2009

MENGENDALIKAN RASA CINTA


"...kalau kemarin posting tulisan ust.hatta yang profokatif sekarang posting tulisan yang bisa jadi antisipatif, semoga bermanfaat ..."
MENGENDALIKAN RASA CINTA

Sobat muda muslim, nggak salah kalo cinta bisa mendera siapa aja. Termasuk para aktivis dakwah. Tapi tetep kita kudu waspada ama VMJ ini. Soalnya orang bisa berubah karena kasmaran. Yang pasti nggak berubah jadi Ksatria Baja Hitam. Tapi perubahan yang lambat laun nampak dalam diri kita. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudhah al-Muhibbin wa Nuzhah al-Musytaqin menuliskan komentar sejumlah orang tentang pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang.

Di antaranya sebagai berikut: “Cinta itu bisa menyucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, mendorong untuk berpakaian rapi, makan yang baik-baik, memelihara akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi yang ahli ibadah”.

Nah, lho? Ternyata cinta bukan cuma Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki seperti kata Sheila On Tujuh. Tapi juga merupakan ujian sekaligus cobaan buat orang shaleh, ahli ibadah, termasuk aktivis dakwah. Kok bisa? Iya, karena cinta nggak cuma bisa mengubah pe-nampilan aja. Dia juga bisa membelokkan niat yang udah lurus. Komitmen dakwah bisa berubah. Aktivitas dakwah yang awalnya diniatkan untuk mendapat ridho Allah bisa terkontaminasi saat VMJ meradang. Ini yang kudu diwaspadai.

Tentu kita nggak pengen dong, aktivitas dakwah kita yang mulia jadi kacau-beliau gara-gara kita terpana pesona cinta. Makanya kita kudu pandai mengendalikan rasa itu. Seperti kata dokter, mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk urusan cinta juga sama. Lebih baik kita mencegah aktivitas yang bikin VMJ meradang. Ada dua hal yang bisa kita jalanin sebagai langkah pencegahan (kayak 3M DBD aja neh!).

Pertama, dari dalam diri kita. Di sini kita kuatkan benteng pertahanan dari serangan rasa cinta yang membabi buta. Caranya, rajin puasa sunat. Rasulullah menganjurkan pemuda-pemudi untuk berpuasa sebagai satu perisai takwa. Perbanyak membaca al-Qur’an, shalat tahajjud, dan berdzikir kepada Allah saat godaan itu datang. Perbanyak juga doa kita kepada Allah. Minta kepada-Nya biar kita dijauhin dari perbuatan yang haram, minta juga kepada-Nya biar kita dikasih jodoh yang qualified dunia-akhirat. Mau dong?

Kedua, dari luar diri kita. Ini juga nggak kalah pentingnya. Faktor ling-kungan gampang banget meluluhlantakkan pertahanan yang kita bangun. Itu sebabnya, kita kudu bisa menata lingkungan sekitar kita. Misalnya, memini-malisasi pertemuan dan komunikasi dengan lawan jenis. Walau itu untuk konsolidasi dakwah. Sorry, bukannya mo ngerecokin, cuma kita khawatir, jiwa muda kita tak kuasa meredam gejolak rasa cinta itu. Kita juga bisa gaul ama temen-teman yang bisanya nggak cuma manas-manasin doang. Tapi mampu membantu kita menjaga izzah alias harga diri. Sehingga kita bisa belajar menundukkan pandangan. Baik terhadap para ‘macan’ (makhluk cantik) mau pun terhadap media ‘syerem’ yang bisa memacu adrenalin kita.

Kita kudu nyadar kalo seorang aktivis dakwah sering jadi panutan dan teladan bagi orang lain. Nggak cuma Allah yang mengawasi tiap omongan ama tingkah lakunya, tapi juga umat. Gimana jadinya kalo pas ngisi pengajian begitu bersemangat bilang pacaran itu haram. Tapi, pas doi lagi kasmaran, perilakunya nggak beda ama aktivis pacaran. Apalagi pake ngeles dengan istilah ‘pacaran islami’. Idiih…malu ama umat tuh! Firman Allah Swt: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS ash-Shaf [61]: 3)
MENENTUKAN PRIORITAS

Sobat muda muslim, kalo kamu udah bisa atau minimal lagi belajar mengendalikan rasa cinta, sekarang kamu udah pantes buat belajar menentukan prioritas. Karena untuk urusan ekspresi cinta, Islam cuma mengatur dua tahap. Khitbah dan nikah. Nggak ada lagi. Masalahnya, kadang para aktivis dakwah yang mayori-tas pelajar terbentur dengan banyak hal sampe kerepotan memilih satu di antara dua pilihan itu. Kalo pun ada yang berani, lebih didominasi faktor emosi. Bisa jadi was-was sang target ‘disamber’ duluan ama yang laen (Emangnya bis kota maen serobot?)

Kalo mau khitbah dulu, kecil kemungkinan bisa bertahan sampe kamu lulus sekolah atau kuliah terus dapet kerja. Bawaannya pasti pengen segera ijab qabul. Padahal, segala kebutuhan keuangan masih disubsidi penuh ama ortu. Bakal berabe ke depannya. Perhatian kamu bakal terpecah. Antara beresin kuliah atau matengin rencana nikah. Bisa-bisa nggak optimal dua-duanya. Padahal kehidupan rumah tangga bakal menuntut suami untuk mencari nafkah materi. Nggak cuma bermodalkan cinta. Sementara ijazah pendidikan pun adakalanya punya peranan bagi sang suami demi mem-peroleh nafkah.

Nah, kalo udah gini bagusnya kita pusatkan perhatian pada aktivitas tholabul ‘ilmi yang lagi digeluti. Biar masa depan juga terbingkai dengan rapi. Tapi, bukan berarti kita ngelarang kamu mikirin soal nikah lho. Nggak. Silakan aja kalo kamu mau mulai mempelajari soal pernikahan lebih dalam. Karena terpancing ama senior yang bilang nikah itu nikmat, indah dan ibadah, misalnya. Tapi kamu kudu siap hadapi risiko yang bakal menyedot perhatian kamu. Berani ambil risiko? Pikirkan dengan mateng!

Oke deh sobat. Kita percaya kamu-kamu bisa mengambil pilihan dengan bijak. Jangan sampe CBSA bikin aktivitas dakwah kamu kendor. Catet, sekali lagi kita ngingetin, dakwah itu untuk mendapat ridho Ilahi. Bukan karena orang yang dikasihi. Dan jangan takut keduluan, karena jodoh masing-masing nggak akan kelayapan. Oke? Tetap semangat!

Friday, July 03, 2009

TAKAMUL DALAM GERAKAN ISLAM

Imam Syahid Hasan Al banna telah menegaskan tentang keharusan takamul dalam gerakan Islam. Beliau mengatakan:

“Diantara hasil pemahaman terhadap Islam yang bersifat umum dan menyeluruh menurut kami ialah bahwa fikroh kami ini meliputi seluruh aspek ishlah ‘perbaikan’ di tenah umat. Oleh sebab itu, tanpa rasa ragu kami dapat mengatakan bahwa dakwah kami adalah:

1. 1.) Dakwah Salafiyah, sebab dakwah kami mengajak kembali menuju Islam melalui sumbernya yang jernih, yaitu: Kitabullah dan Sunah Rasul-Nya.
2. 2.) Thariqah Sunniyah, sebab dakwah kami membawa para pengikutnya untuk mengamalkan sunah yang suci di segala bidang aqidah, ibadah, dan semua bidang yan mereka mampu melakukannya.
3. 3.) Hakikat Shufiyah, sebab pengikut dakwah ini menerti bahwa dasar dari kebaikan adalah kesucian jiwa, kebersihan hati, beramal tanpa henti, menjauhkan diri dari kebanyakan manusia, cinta karena Allah, dan menjalin hubungan atas dasar kebaikan.
4. 4.) Hai’ah Siyasiyah ‘Organisasi Politik’, sebab para pengikut dakwah ini menuntut perbaikan undang-undang didalam negeri, melihat kembali hubungan dengna bangsa-bangsa lain di luar negeri serta pembinaan rakyat mengenai kejayaan dan kemuliaan.
5. 5.) Jama’ah Riyadhiyah ‘Perhimpunan Olah raga’, sebab para pengikut dakwah ini memperhatikan tubuh mereka, memahami bahwa mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin yang lemah sesuai dengan sabda Nabi saw. Tugas-tugas dalam Islam tidak mungkin dapat dilaksanakan secara lengkap dan benar kecuali dengna fisik yang kuat.
6. 6.) Rabithah ‘Ilmiyah Tsaqofiyah, sebab menuntut ilmu dalam Islam adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah. Disamping itu, semua departemen dalam jama’ah ini pada dasarnya merupakan lembaga ta’lim dan tatsqif ‘pengajaran dan pembekalan wawasan’ serta merupakan institusi untuk tarbiyah jasadiyah ‘fisik’, aqliyah ‘akal’, dan ruhiyah ‘mental’.
7. 7.) Syirkoh Iqtishadiyah ‘Perserikatan Ekonomi’, sebab Islam memberi perhatian pada pengurusan harta dan mengusahakannya melalui cara yang benar.
8. 8.) Fikrah Ijtimaiyah ‘Gagasan Sosial’, sebab para pengikut dakwah ini memberi perhatian kepada berbagai penyakit masyarakat Islam, berusaha untuk menemukan jalan mengobatinya dan menyembuhkan umat darinya.

Demikianlah, kami melihat bahwa makna Islam yang komprehensif telah menjadikan pemikiran kami bersifat menyeluruh terhadap semua aspek perbaikan dan membimbing aktivitas kami pada semua aspek tersebut. Pada saat orang lain memikirkan salah satu aspek saja, kami justru memikirkan semua aspek. Kami memahami bahwa Islam memang meminta kita memperhatikan semuanya.”
Diposkan oleh kakazona di 12:10 AM

Wednesday, July 01, 2009

22th

bismillahirrohmaanirrohiim....

Ya Allah, jarang hamba mensyukuri nikmat usia ini...
betapa banyak waktu yang Engkau beri masih hamba sia-siakan
Ya Allah, jarang hamba meminta untuk Engkau bangunkan di pagi hari...
betapa sering juga hamba lupa bersyukur ketika memulai hari
Ya Allah, hari ini engkau masih berkenan menggenapkan usiaku
Berikanlah bimbingan dan petunjuk kepada hamba untuk memperbaiki diri
Berikanlah hamba kekuatan untuk senantiasa istiqomah di jalanMu
Anugerahi hamba dengan ilmu dan rizki untuk senantiasa memberi kemaanfaatan kepad umat..
Berikanlah kekuatan untuk sabar menghadapi ujian dan cobaan dari Mu
Ya Allah...
dekatkanlah hamba dengan Al Qur'an..
mudahkanlah mata hamba untuk menangis bersimpuh kepada Mu..
eratkan ukhuwah hamba dengan para jundi-jundi dan mujahid Mu..
Ya Allah... berikan petunjuk jalan kepada hamba untuk sampai pada Ridlo dan Maghfirohmu...

Amiin....