Followers

Saturday, December 29, 2012

... PERKENANKANLAH AKU MENCINTAI-MU SEMAMPUKU ...



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Ya Allah, Ya Tuhanku …
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku …

Tuhanku …
Aku masih ingat saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu ..
Lembar demi lembar kitab kupelajari ..
Untai demi untai kata-kata para ustaz kuresapi ..
Tentang cinta para nabi ..
Tentang kasih para sahabat ..
Tentang mahabbah para sufi ...
Tentang kerinduan para syuhada ...

Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam ..
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan pada idealisme yang mengawang di awan ...

Tapi Rabbi …
Berbilang detik, menit, jam, hari, bulan dan kemudian tahun berlalu..

Aku berusaha mencintai-Mu dengan cinta yang paling utama, ..

Tapi…
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu ..
Aku makin merasakan gelisahku membadai ..
Dalam cita yang mengawang ...
Sedang kakiku mengambang tiada menjejak bumi ...
Hingga aku terhempas dalam jurang nan kegelapan ...

Wahai Ilahi …
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun berlalu...

Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi ..
Dan menegakkan jiwaku kembali ..
Menatap, memohon dan menghiba pada-Mu: ...

“Allahu Rahim, Ilahi Rabbi, ..
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku”. ...

Allahu Rahman, Ilahi Rabii …
Perkenankanlah aku mencintai-Mu sebisaku ..
Dengan segala kelemahanku ...

Ilahi …
Aku tak sanggup mencintai-Mu ..
Dengan kesabaran menanggung derita ..
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al-Musthafa ...

Kerana itu izinkan aku mencintai-Mu ..
Melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu ..
Atas derita batin dan jasadku ..
Atas sakit dan ketakutanku ...

Rabbi …
Aku tak mampu mencintai-Mu seperti Abu Bakar, ..
Yang menyedekahkan seluruh hartanya ...
Dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarga ...

Atau layaknya Umar yang menyerahkan separuh harta demi jihad..

Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Dinullah-Mu ..

Atau seperti Ali KarramallahuWajha yg hebat semangat kepahlawanannya ...

Maka Ya Allah …
Izinkan aku mencintai-Mu ..
Melalui seribu dua ribu perak yang terhulur ..
Pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan ...
Pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di tepi-tepi jambatan ..

Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan...

Ilahi …
Aku tak mampu mencintai-Mu ..
Dengan khusyuknya sholat salah seorang sahabat Nab-iMu ..
Hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya ..

Karena itu Ya Allah …
Perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu ..
Dalam solat yang cuba kudirikan teragak-agak ...
Meski ingatan kadang melayang ke pelbagai permasalahan dunia ..

Rabbi ..
Aku tak dapat beribadah ala para sufi ...
Yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu ..

Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rakaat lailku ..

Dalam satu-dua sunnah nafilah-Mu ..
Dalam desah nafas kepasrahan tidurku ...

Ya Maha Rahman …
Aku tak mampu mencintai-Mu ...
Bagai para al hafiz dan hafizah ..
Yang menuntaskan kalam-Mu dalam satu putaran malam ...

Dari itu ...
Perkenankanlah aku mencintai-Mu ...
Melalui selembar dua lembar tilawah harianku ..
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku ..

Ya Rahim …
Aku tak mampu mencintai-Mu semisal Sumayyah ..
Yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya Dien-Mu ...
Seandai para syuhada yang menjual dirinya dalam jihad ...

Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu ..
Dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwah-Mu di media ini ...
Maka izinkanlah aku mencintai-Mu ...
Dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru ....

Allahu Karim …
Aku tak mampu mencintai-Mu di atas segalanya ..
Bagai Ibrahim yang rela tinggalkan puteranya ...
Dan patuh mengorbankan pemuda penyejuk matanya ...

Maka izinkanlah aku mencintai-Mu ..
Di dalam segalanya ...

Izinkan aku mencintai-Mu ..
Dengan mencintai keluargaku ..
Dengan mencintai sahabat-sahabatku ..
Dengan mencintai manusia dan alam seluruhnya ...

Allahu RahmanuRahim, Ilahi Rabbi …
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku ..
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa ..
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku selamanya ...

======================================
- Kalimat ini dikutip dari judul sebuah puisi karya A. Musthofa Bisri -

Thursday, December 27, 2012

Nasehat buat Istri (10 Wasiat Rasulullah kepada Fathimah)


Sahabat, jika kita ingin bahagia di dunia dan di akherat marilah kita cermati nasehat berikut. Nasehat yang diberikan oleh orang terbaik sepanjang masa kepada wanita penghulu yang pertama-tama masuk surga bersama beliau...

1.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, kelak Allah akan tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya, dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya.

2.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.

3.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya, maka Allah akan tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

4.Wahai Fatimah ! Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangga-tetang ganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat meminum Telaga Kautsar pada hari kiamat nanti.

5.Wahai Fatimah ! Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu,maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah Fatimah, Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

6.Wahai Fatimah ! Disaat seorang wanita hamil, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan, serta melebur seribu kejelakan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para Pejuang Allah. Disaat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Disaat seorang wanita meninggal karena melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

7.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam, dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya dihari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allahpun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.

8.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri tersenyum dihadapan suaminya, maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih.

9.Wahai Fatimah! Disaat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

10.Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggotnya dan memotong kumisnya serta kuku-kukunya, maka Allah akan memberi minuman yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah pun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allah pun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal mustaqim dengan selamat.

Friday, December 21, 2012

Allah menjawab “tidak” atas do’aku..


Karena beberapa hari ini sedang tidak ada ispirasi untuk menulis, tidak ada salahnya saya mengambil tulisan dari orang lain. Tulisan ini saya ambil dari sebuah e-book, semoga bisa menjadi renungan bagi kita semua..


Aku meminta kepada Allah untuk menyingkirkan penderitaanku. 
Allah menjawab,Tidak. Itu bukan untuk Kusingkirkan, tetapi agar kau mengalahkannya.

Aku meminta kepada Allah untuk menyempurnakan kecacatanku. 
Allah menjawab, Tidak. Jiwa adalah sempurna, badan hanyalah sementara. 

Aku meminta kepada Allah untuk menghadiahkanku kesabaran. 
Allah menjawab, Tidak. Kesabaran adalah hasil dari kesulitan; itu tidak dihadiahkan, itu harus dipelajari.

Aku meminta kepada Allah untuk memberiku kebahagiaan. 
Allah menjawab, Tidak. Aku memberimu berkat. Kebahagiaan adalah tergantung padamu. 

Aku meminta kepada Allah untuk menjauhkan penderitaan. 
Allah menjawab, Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari perhatian duniawi dan membawamu mendekat padaKu. 

Aku meminta kepada Allah untuk menumbuhkan rohku. 
Allah menjawab, Tidak. Kau harus menumbuhkannya sendiri, tetapi Aku akan memangkas untuk membuatmu berbuah.

Aku meminta kepada Allah segala hal sehingga aku dapat menikmati hidup. 
Allah menjawab, Tidak. Aku akan memberimu hidup, sehingga kau dapat menikmati segala hal.  

Aku meminta kepada Allah membantuku mengasihi orang lain, seperti Ia mengasihiku. 
Allah menjawab.., akhirnya kau mengerti. 
HARI INI ADALAH MILIKMU JANGAN SIA-SIAKAN. Bagi dunia kamu mungkin hanyalah seseorang, Tetapi bagi seseorang kamu adalah dunianya.

Wednesday, December 19, 2012

Arti Ijab Qobul (Renungan Suami-Istri)

Menemukan tulisan ini di sebuah page FB, semoga menjadi renungan kita semua. Kepada para istri dan para calon istri, mohon bantulah suami Anda...


  
"aku terima nikahnya si dia binti ayah si dia dengan Mas Kawinnya ,,,,,,,”

Singkat, padat dan jelas. Tapi tahukan makna “perjanjian/ikrar” tersebut ?

"Maka aku tanggung dosa-dosa si fulan dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yg telah dilakukan dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dgn si fulan aku yang tanggung bukan lagi orang tuanya serta aku tanggung semua dosa calon anak-anak ku”.

Jika suami berhasil janji اَللّهُ adalah surga . Dengan catatan keluarganya beriman dan shaleh serta shalehah.

Jika aku GAGAL?
”Jika gagal dalam menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya maka “aku (suami) yang fasik, ingkar dan rela masuk neraka”. (HR. Muslim)

Duhai para istri,,/ calon Istri dan Calon Suami.....

Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu, karena saat Ijab terucap, Arsy_Nya berguncang karena beratnya perjanjian yangg dibuat olehnya di depan Allah, degan di saksikan para malaikat dan manusia, maka andai saja kau menghisap darah dan nanah dari hidung suamimu, maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu. Semoga sahabat-sahabat ku yang berbahagia menjadi suami dan istri yang sakinah mawa'da warokhmah.... Aamiin..

Saturday, December 15, 2012

Fastabiqul khoirot bersama pasangan hidup



Sejenak merenungkan kisah Rasulullah serta kisah para sahabat dan keluarganya. Betapa mereka merupakan suri tauladan dalam segala sisi kehidupan. Mereka laksana lentera sejarah yang cahayanya mampu menerangi jalan kehidupan umat manusia sampai akhir zaman. Barang siapa yang selalu berpegang teguh pada ajaran Rasulullah, dan berusaha meneladani para sahabat dalam mengaplikasi ajaran tersebut insyaAllah baginya keselamatan di dunia dan akhirat.

Salah satu hal yang harus kita teladani dari mereka adalah dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Mereka benar-benar menjadikan rumah tangga sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan berjuang di jalan-Nya. Bahkan sejak sebelum menjalani rumah tangga, mereka benar-benar meluruskan orientasi untuk apa mereka menikah. Kita tentunya ingat kisah ketika Abu Bakar & Umar melamar Fatimah binti Muhammad saw. Mereka berdua merupakan sabahat terbaik Rasulullah tapi ternyata Rasulullah tidak "menyerahkan" putrinya untuk salah satu diantara mereka. Meskipun begitu, tidak pernah ada "kotoran" hati diantara mereka. Bahasa kita sekarang fine-fine aja...

Kita juga perlu mengingat kisah luar biasa ketika Abu Darda' mengantarkan Salman Al Farisi untuk melamar seseorang. Coba kita cermati jawaban dari si wanita yang dilamar, "Kalau dinikahi Salman saya tidak mau, tapi kalau dinikahi sama yang mengantar (Abu Darda') saya mau". Bayangkan seandainya kita menjadi Salman, bagaimana perasaan dan reaksi Anda? akankah menangis di tempat? atau memutuskan segera cabut dari tempat tersebut? atau bahkan menyesali kenapa harus mengajak teman?

Tapi Salman tetaplah seoarang sahabat besar Rasulullah yang memiliki kebesaran jiwa. Salman telah memiliki niat & orientasi yang lurus sebelum memutuskan untuk melamar si wanita tersebut. Baginya tidak masalah dengan siapa dia menikah, tapi yang lebih penting adalah untuk apa dia menikah. Begini kurang lebih yang dikatakan Salman; "Jika memang saudaraku Abu Darda' ini berkenan untuk menikahi putri Anda, maka silahkan Anda segera menikahkan putri Anda dengannya. Mahar yang kubawa ini kuberikan sebagai mahar Abu Darda' dan aku yang akan menjadi saksi baginya." Pertanyaan selanjutnya adalah, Siapa yang mau saya antar? hehehe...

Berlanjut ke pokok bahasan, jika mereka para sahabat Rasulullah telah memiliki orientasi yang benar dalam menikah, maka bisa dipastikan akan benar & berkah juga dalam menjalani kehidupan rumah tangga selanjutnya. Ada sebuah kisah dari sahabat yang keluarganya terdiri dari Bapak, Ibu, dan seorang anaknya. Betapa ketiganya selalu menghidupkan setiap malam dengan qiyamul lail bergantian. Kira-kira sang anak di sepertiga malam yang pertama, ibu di sepertiga malam yang kedua, dan bapak di sepertiga malam yang terakhir.

Ada juga kisah tentang keluarga sahabat yang menjamu tamu dengan sengaja meredupkan lampu.  Hal ini tentunya bukan karena untuk mengirit minyak ataupun mengusir tamu secara halus. Karena ingin memuliakan tamu, keluarga tersebut terpaksa menghidangkan satu-satunya porsi makan malam yang seharusnya untuk makan sekeluarga kepada tamu. Mengapa harus meredupkan lampu? Karena mereka tidak ingin tamunya mengetahui bahwa sebenarnya tuan rumah hanya pura-pura membunyikan alat makan supaya terkesan seperti makan bersama. Padahal yang terjadi sesungguhnya tidak ada sedikitpun makanan di piring mereka. Sanggupkah kita melakukan hal ini? laa haula wa laa quwwata illa billah...

Sahabat, saya membayangkan (karena belum mengalami) betapa indahnya rumah tangga yang di dalamnya senantiasa mengalir kebaikan-kebaikan yang tiada terputus. Berbuat baik kepada tetangga, memuliakan tamu, bersedekah kepada yang membutuhkan, menghidupkan rumah dengan bermacam ibadah, amar ma'ruf nahi munkar, ah betapa indahnya...

Terlebih ketika kita mampu menjadikan pasangan hidup kita sebagai partner untuk berfastabiqul khoirot. Ketika menjelang fajar saling berlomba untuk bangun lebih awal dan membangunkan pasangannya. Setelah subuh saling berlomba untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tanpa harus berdebat ini tugasku dan itu tugasmu.  Ketika sama-sama menjeput rizki dari-Nya saling berlomba untuk mengingatkan sudahkah sholat dhuha dan sedekah pagi ini? Ketika pulang ke rumah saling berlomba untuk berpenampilan yang terbaik untuk pasangannya. Ketika malam saling berlomba untuk mentarbiyah binaan dan anak-anak. Ketika menjelang tidur saling berlomba untuk selalu membahagiakan pasangannya...

Ya Allah ya Rabb kami, berikanlah kami kekuatan untuk selalu menjadikan rumah tangga kami sebagai sarana untuk meraih ridho-Mu... Aamiin...

Thursday, November 29, 2012

FILOSOFI AIR, pelajaran tentang kehidupan..


Alhamdulillah bisa nulis lagi, kalau lagi good mood kayak gini tiap hari bisa nulis terus. Jadi mumpung lagi semangat sambil menjaga teman yang sedang rawat inap di rumah sakit, apa yang terlintas di fikiran tulis aja...


Sahabat, kali ini saya tidak ingin menulis panjang lebar tidak jelas kemana arah tujuan. Saya hanya ingin mengajak berdiskusi sedikit saja tentang FILOSOFI AIR. Sampai saat ini, paling tidak saya seringkali mendapati dua pandangan yang saling bertolak belakang tentang hal ini.

Pandangan pertama menganggap perilaku air yang tidak sepantasnya diikuti oleh manusia. Kita seringkali mendengar orang-orang mengatakan; ”biarkan mengalir saja seperti air, kita tunggu apa yang akan terjadi nanti...”
Dalam konteks ini memang benar kita tidak boleh menyerah begitu saja dengan keadaan. Ketika kita membiarkan hidup kita atau permasalahan kita mengalir begitu saja seperti air, kita khawatir semakin lama kualitas hidup kita semakin rendah. Kenapa demikian? Karena air mengalir selalu ke tempat yang lebih rendah.

Pandangan kedua menilai bahwa manusia dalam beraktivitas hendaklah seperti air. Pandangan ini seringkali disampaikan oleh para trainer atau motivator.  Sahabat, dalam pandangan kedua ini kita tidak melihat kemana air akan mengalir. Yang kita perhatikan dan kita ambil pelajaran justru adalah proses yang dilalui air sampai dia benar-benar berhasil sampai tujuan muaranya.

Coba kita perhatikan air yang mengalir, dia akan senantiasa mempertahankan alirannya meskipun terbentur dengan benda-benda sekeras apapun itu. Apabila suatu ketika dia benar-benar terhalang dan tidak bisa mengalir, dia akan berusaha meresap melaui celah-celah meski itu sangat kecil. Tidak sampai disini saja, bagaimana jika ternyata air tidak mendapati sedikitpun celah untuk meresap dan meneruskan alirannya? Dia akan memanfaatkan bantuan angin dan panas untuk menjadikannya uap. Setelah menjadi uap, dia akan berkumpul menjadi suatu kesatuan awan yang sangat besar dan melepaskan kembali panas dari tubuhnya sehingga dia terjun bebas menjadi hujan dan siap untuk kembali melanjutkan aliran sampai ke tempat tujuan.

Sahabat, dalam melakukan suatu proses atau usaha hendaklah kita mengambil pelajaran dari air. Jangan pernah berhenti ketika proses yang kita lakukan terbentur dengan hambatan-hambatan sekeras apapun. Meski kita terkadang harus berjalan merangkak dan terseok untuk mencapai tempat tujuan, selama kita sabar insyaAllah Dia akan memberikan jalan. Bahkan ketika kita sudah tidak punya daya dan upaya lagi untuk bisa berjalan, tibalah saatnya kita tawakal. Kita yakin selama tujuan kita adalah kebenaran dan  kebaikan, Allah pasti akan mengirimkan bantuan entah berupa “angin” atau entah berupa “panas” yang akan mengantarkan kita sampai ke tujuan.

Barangkali sahabat punya pandangan atau referensi lain tentang filosofi air, saya mohon kita bisa sharing. Terima kasih...

Wednesday, November 28, 2012

Belajar Konsep HIDAYAH dan TAUBAT


Bismillah...


Sahabat, melalui tulisan ini saya ingin sedikit berbagi ilmu yang saya dapat dari kajian Tafsir Qur’an bersama Ustadz Mu’inudinillah Basri, Mudzir PP Ibnu Abbas, Klaten.
Kajian tafsir ini rutin diadakan setiap senin malam jam 20.00 WIB di masjid Daman, Mangkuyudan, Solo. Sekalian berbagi informasi nih, bagi sahabat yang berdomisili disekitar Solo raya bisa ikut mendengarkan lewat radio 92.1 MHFM SOLO (meski kadang ada gangguan). Bagi yang luar solo, kalau ingin mengikuti bisa streaming lewat http://mhfmsolo.com/


Pada kajian senin terakhir kemarin, ada satu bagian dari penjelasan ustadz yang sangat “menohok” sekali berkaitan dengan HIDAYAH dan TAUBAT. Merurut beliau, tidak sedikit orang yang menjadikan alasan “hidayah dan takdir” untuk tidak segera bertaubat kepada Allah atas segala kemaksiatan yang  dilakukannya. Sebagai contohnya, orang-orang yang berkubang dalam kemaksiatan ketika dinasehati untuk meninggalkan kemaksiatannya berkata, “saat ini Allah memang mentakdirkan saya untuk melakukan maksiat, jadi jangan menyalahkan saya.” Selain itu ada lagi contoh beberapa muslimah yang ketika diminta untuk memakai hijab (menutup aurat dengan sempurna) justru malah mengatakan, “Allah belum memberikan hidayah kepada saya, suatu saat kalau sudah diberi hidayah saya juga akan memakai”.

Sahabat, kita berdoa kepada Allah semoga kita tidak termasuk kedalam golongan yang telah disebutkan dalam ayat 6-7 QS Al Baqarah: “... sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.”
Na'udzubillahi min dzalik...

Beberapa orang mungkin masih tetap bersikeras dengan beralasan, “lhoh kan memang benar, semua yang terjadi di dunia ini telah tertulis di Lauhul Mahfudz?”. Apakah kita juga akan beralasan seperti itu? Melakukan pembenaran atas segala kesalahan yang kita lakukan dengan menyandarkannya pada takdir Allah?

Sahabat, seringkali kita tidak tepat menggunakan alasan meskipun itu benar. Jadi yang benar belum tentu tepat pada tempatnya. Seharusnya kita menggunakan alasan yang tadi saat kita ditimpa musibah supaya kita semakin kuat untuk sabar dan tawakal. Tapi dalam hal maksiat dan hidayah seharusnya kita menggunakan ayat Allah yang berbicara tentang konsep ini. Mari kita perhatikan QS Asy-Syams ayat 8-10 yang artinya: “Maka Dia(Allah) mengilhamkan kepadanya (jiwa) jalan kejahatan(fujur) dan ketakwaan. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.”
Nah, sudah jelas kan sahabat? Sesungguhnya dalam setiap jiwa manusia sudah ada dua macam kecenderungan yaitu baik dan buruk. Manusia dalam hal ini tidak bersifat pasif tapi aktif dalam memilih apa-apa amal yang akan dilakukannya, yaitu jalan kebaikan atau keburukan.

Apakah ini berarti bertentangan dengan ketentuan Allah sebelumnya bahwa semua yang terjadi telah ditakdirkan oleh Allah? Tidak sama sekali. Saya pernah mendengar ustadz menyampaikan bahwa yang ditakdirkan disini bukan kejahatan atau kebaikan yang dilakukan manusia, tetapi yang dimaksud dalam hal ini ada manusia ditakdirkan untuk memilih. Jika dia memilih kebaikan itu menjadi takdir bagi dia, begitupun jika dia memilih kejahatan maka itu menjadi takdir baginya.

Sahabat, saya sendiri tidak merasa sebagai seorang yang bersih dari dosa dan maksiat. Maka dari itu, pesan dalam tulisan ini pertama kali saya tujukan kepada diri saya sendiri. Dan selanjutnya saya mengajak kepada sahabat sekalian untuk berusaha segera mengamalkan ilmu yang telah kita ketahui. Apabila kita tahu kita punya amal-amal yang ternyata dilarang oleh agama, marilah kita berusaha segera meninggalkannya. Sebaliknya, apabila kita sudah tahu bahwa sesuatu itu merupakan perintah & kewajiban dari Allah, maka marilah kita berusaha untuk segera melaksanakannya tanpa menunda-nunda. Mari kita bedakan antara mampu dengan mau. Kadang kita berasalan belum mampu, padahal yang ada sesungguhnya adalah kita belum mau.

Sebagai penutup, mari kita cermati bersama sebuah ayat penyejuk dalam QS Al An’am ayat 54: “Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya sifat kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kebodohan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya, dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Terima kasih atas kunjungan sahabat, apabila ada yang kurang tepat dalam tulisan ini saya mohon koreksinya. jazakumullahu khoiron katsiro...


* dini hari @ruang perenungan... *

Thursday, November 22, 2012

...Kau Tidak SEMPURNA dan Aku Tidak SEMPURNA...

 ‎# Sebuah catatan kecil yang saya ambil dari salah satu page di FB. Meski bukan tulisan sendiri tapi insyaAllah cukup mewakili isi hati #
















Bismillah.. Tanpa bercinta yang saat ini perkara biasa orang lain lakukan. Cukuplah aku mengenalmu melalui murabbi dan keluarga. Karena pernikahan adalah proses pengenalan yang berkesinambungan. Pernikahan bukanlah akhir bagi sebuah perkenalan, namun sebenarnya awal dari perkenalan. Aku memang tidak mengenalmu, namun aku akan berusaha mengenalmu semampuku, setelah kita halal untuk saling mengenal.

Aku ingin melamarmu dengan sempurna

Tanpa pertukaran hadiah valentine’s day terlebih dahulu seperti yang orang lain . Cukuplah aku sekedar hanya mengenalkan diriku dan keluargaku kepada keluargamu. Semoga tercipta keharmonian karena menghormati kesucian pernikahan. Aku memang tidak mampu memberikan banyak harta untuk melamarmu, namun aku berjanji untuk berusaha mencari harta semampu kita. Harta yang halal untuk kita gunakan bersama.

Aku ingin menikahimu dengan sempurna

Tanpa terlalu banyak kemeriahan yang mendekati kenikmatan dunia. Cukuplah rasa bahagia yang menyelimuti keluarga, sanak saudara, sahabat, serta kita berdua khususnya, menjadi keriangan tersendiri dalam haru yang tercipta. Aku memang tidak mampu untuk memberikan kemewahan pada hari pernikahan kita, namun aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia di hari-hari setelah pernikahan kita. Sesungguhnya pernikahan bukanlah fasa terakhir dalam perjalanan hidup kita, namun gerbang awal untuk membuka salah satu jalan menuju Syurga-Nya.

Aku ingin mencintaimu dengan sempurna

Tanpa banyak kata yang membalut kebohongan belaka. Cukuplah rayuan dan gurauan ringan untuk menghiasi pernikahan kita. Aku memang tidak pandai merangkai kata romantis selalu untuk mu, namun aku tahu bagaimana menjaga kedudukanmu. Kau bukan berada di atas kepala hingga selalu perlu disanjung puja, bukan pula berada di bawah kaki untuk dipijak dan dihina. Kau adalah tulang rusuk kiriku, dekat dihatiku untuk selalu ku cinta. Aku tidak berani berjanji untuk mencintaimu sepenuhnya, namun aku berani berjanji untuk selalu belajar mencintaimu sepenuhnya. Cinta sejati yang membuat kita semakin mencintai-Nya.

Aku ingin hidup bersamamu dengan sempurna

Tanpa banyak terpengaruh perkara yang menimbulkan perselisihan antara kita berdua. Cukuplah atas nama Allah segala tingkah laku kita, disertai Al-Qur’an penerang jalan hidup kita, dan Al-Hadist pengiring liku hidup kita. Aku memang tidak dapat membuatmu bahagia selalu, namun aku berjanji untuk selalu ada dalam setiap suasana keadaan dan perasaanmu. Aku ingin menyediakan bahu dalam kesedihanmu, menjadi obat penenang dalam kerisauanmu, serta melebarkan pangkuan di saat kelemahanmu.

Aku ingin memperoleh keturunan darimu dengan sempurna

Tanpa ego yang menaungi diri masing-masing, kita berdua membicarakan persetujuan dalam perencanaan. Cukuplah kita berdua yang tahu akan keinginan dan kemampuan kita. Melalui dirimu, lahirlah buah hati kecil pelengkap hidup kita.

Aku tak sempurna. Kau pun tak sempurna.

Ketidaksempurnaanmu menjadi pelengkap ketidaksempurnaanku, hingga kita akan sempurna, meskipun hanya bagi kita berdua. Biarlah Allah yang Maha sempurna, yang berhak menilai kesempurnaan kita...


sumber : http://www.facebook.com/MutiaraAirMataMuslimah/posts/522281744463298

Friday, November 02, 2012

Untukmu disana
















Untukmu disana
Yang berharap pertemuan itu segera tiba..
Akupun sama
Berharap masa yang indah itu segera menyapa...

Namun, sebelum ikatan itu ada
Aku tak pernah tahu siapa engkau sebenarnya
Engkaupun sama
Tak pernah tahu siapa yang kau tunggu sesungguhnya..


Sebelum takdir mempertemukan kita
semoga hati kita tetap terjaga
Jagalah hatimu dan dirimu dari hal yang menimbulkan noda
Aku berdo’a semoga engkau bisa melakukannya
Do’akan aku juga semoga bisa selalu menjaga


Ada banyak bekal yang perlu kita bawa
Saat ini, aku berusaha terus mencarinya
Kuharap engkau demikian juga
Aku yakin sekali pada janji-Nya
Kesabaran kita akan berbuah manis pada ujungnya


Sekali lagi... sebelum takdir menyapa kita
aku tak pernah tahu siapa engkau sebenarnya
Karnanya aku tak pernah tahu
untuk siapa harapan ini ada
Tapi aku yakin engkau telah tercipta
Entah di dunia atau di surga-Nya...

Thursday, November 01, 2012

Belajar Psikologi (Pengantar)

Alhamdulillah, kesampaian juga sharing ilmu yang baru-baru ini sedang saya pelajari. Seperti pada gambar cover buku diatas, saya memang sedang berusaha mempelajari psikologi. Lebih khusus adalah psikologi suami-istri. Mungkin diantara sahabat ada yang akan berkomentar, “wah nada-nadanya pembahasan sudah mulai menjurus ke arah sana”, atau “jangan-jangan nggak lama lagi nikah nih”, dsb. Dari pada berusaha menutup-nutupi, saya akui tepat sekali komentar dari sahabat sekalian. Siapa orangnya sih, di usia yang sudah menginjak seperempat abad tidak berfikir untuk segera ke arah pernikahan? Kalau ada malah mungkin gak normal kali, hehehe...

Sengaja saya share ilmu di blog ini supaya apa yang saya dapatkan juga bisa bermanfaat untuk sahabat-sahabat semuanya. Tapi mohon maaf kalau saya hanya akan meyampaikan garis besarnya saja, kalau ingin lengkap silakan baca bukunya sendiri ya J

Buku ini memberikan ilmu yang sangat bermanfaat sekali bagi seseorang yang akan atau sedang atau bahkan telah menjalankah sunnah Nabi, yaitu menggenapkan separuh agama dengan menjalani bahtera rumah tangga bersama seorang kekasih tercinta yang telah dipilihnya. Seseorang yang berharap mendapatkan kebaikan dari apa-apa yang sedang dilakukan, tentunya “ILMU” menjadi sebuah keharusan yang dimilikinya. Apalagi urusan berumah tangga adalah urusan yang vital dalam kehidupan seseorang yang apabila tidak dikelola dengan baik maka akan mendatangkan penyesalan mendalam yang susah untuk menghapusnya.

Ada perbedaan mendasar antara seorang laki-laki dengan perempuan, saya yakin tidak semua orang memahami ini dengan baik. Perbedaan yang memang telah digariskan oleh Allah Yang Maha Menciptakan. Seseorang yang telah memiliki pasangan  -berkeluarga- cepat atau lambat akan mengetahui adanya perbedaan ini. Orang yang tidak faham akan berusaha sedemikian rupa mengeliminasi perbedaan-perbedaan yang ada diantara pasangan dengan harapan akan terjadi keserasian, keseimbangan, atau keharmonisan. Jika sahabat juga berfikir demikian, maka saya sampaikan berhati-hatilah! Mengapa demikian? Karena perbedaan ini adalah fitrah yang dibawa masing-masing laki-laki dengan perempuan yang tidak mungkin untuk disamakan. Coba kita ingat kembali sebuah hadist yang mana Rasulullah menyampaikan bahwa; “sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang rusuk tersebut adalah yang paling atas. Apabila kamu meluruskannya maka kamu akan mematahkannya, apabila kamu membiarkannya maka ia akan tetap bengkok. Maka berbuat baiklah pada perempuan.” Dalam hadits tersebut Rasulullah ingin berpesan kepada kita bahwa memang perempuan punya perbedaan yang mendasar dengan laki-laki, tidak hanya secara fisik saja tetapi juga tabiat dan kejiwaan. Pada hadits yang lain disebutkan, apabila kita memaksakan untuk melurusakan (berusaha merubah supaya tidak terjadi perbedaan) maka yang terjadi justru kita akan mematahkan, dalam hal ini adalah perceraian.

Setelah membaca lebih mendalam isi buku ini, saya merasa mendapatkan manfaat yang luar biasa. Banyak hal-hal yang sebelumnya tidak saya fahami yang saya dapatkan dari buku ini. Salah satunya adalah pesan bahwa niat yang baik terhadap pasangan apabila tidak dilakukan dengan cara yang benar maka justru yang akan terjadi adalah kontraproduktif. Kita tidak akan memperoleh apa yang kita inginkan (yaitu kebahagiaan pasangan) , tetapi sebalikanya justru kita akan mendapati kekecewaan dari pasangan. Hal itu terjadi karena seseorang tidak memahami perbedaan tabiat dan kejiwaan antara laki-laki dan perempuan dengan baik. Dia berusaha menunjukkan sikap dan perlakuan  kepada pasangan sesuai dengan apa yang dia butuhkan (sikap orang lain kepadanya sehingga dia merasa senang), padahal kebutuhan antara laki-laki dengan perempuan terutama dalam masalah kejiwaan sungguh sangat berbeda.

Menarik sekali  resep yang disampaikan oleh seorang  artis senior negeri ini, Sophan Sophian, dalam mempertahankan keharmonisan dan romantisme kehidupan pernikahannya dengan Widyawati. Kata-kata ini dicantumkan dalam sampul belakang buku yang sedang saya pelajari ini. Dia menyampaikan; “Pernikahan adalah manajemen ketidakcocokan, tugas kita adalah bagaimana membuat perbedaan itu menjadi menyenangkan. Kalau dibiarkan perbedaan itu akan menjadi bola salju yang terus membesar”.

Baiklah sahabat sekalian, cukup sampai disini dulu pengantar tulisan saya tentang “Belajar Psikologi”. InsyaAllah pada postingan berikutnya akan kita lanjutkan lebih detail tentang isi kajian dari buku ini. Terima kasih telah berkenan mampir ke blog saya, tunggu postingan berikutnya ya... J

Thursday, October 25, 2012

ACEH, benar-benar serambi Mekah...



Setelah mendengar lirik lagu Izzatul Islam yang berjudul "Panglima Prang", jadi penasaran sebenarnya itu bahasa apa??? Setelah tanya-tanya dan diskusi dengan temen, baru tahu kalau itu ternyata bahasa Aceh. Lirik itu konon katanya memang diambil dari lagu daerah Aceh. Setelah mencoba googling, dapet deh arti lirik itu, subhanallah... Allahu Akbar... Kental sekali peninggalan kejayaan Islam di Aceh. Ternyata itu lagu untuk menyambut para Mujahid yang pulang dari medan jihad. Semoga nafas perjuangan Islam tetap Allah tiupkan di bumi Aceh. Berawal dari bumi serambi Mekah, semoga syariat Islam akan menjadi landasan konstitusi di negeri tercinta ini. Sebagaimana amanat Piagam Jakarta ("Induknya" Pancasila) bahwa diwajibkan untuk melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Aamiin...

** Akhirnya membayangkan lagu ini dinyanyikan oleh sang istri tercinta... hmmm :-)  **

















Allah hai do do da idang
Panglima prang ka troh geuteka
Aleh ta o aleh pie meunang
Tak jak berijang tasawe kanda
Doa sabe ke Rabbana
Meunang beuna syahid mulia
Ureo malam Allah yang jaga
Bek syampoesyak keu po donya


Panglima prang deuh panglima prang katroh geuwo
Ngon raja nanggroe ngon raja nanggroe hate lam suka

Panglima perang telah kembali
dengan raja negeri dalam keadaan senang gembira

Kru seumangat meukru seumangat seuot judo dro
cutbang ka neuwo cutbang ka neuwo seunang ka neuba
Alhamdulillah alhamdulillah Tuhan lon pujo
beudoh cut putro beedoh cut putro seumah kakanda

Mari kita sambut dengan gembira
Kakanda yang telah pulang
Alhamdulillah segala puji bagi Tuhan
Bangunlah adinda sambut kakanda pulang


Geu hoi ngon kadi geu hoi ngon kadi ngon rakyat nanggroe
Oh malam uro oh malam uro qur’an neubaca
Nibak ilahi nibak ilahi geuseurah dro
Pahlawan kamoe pahlawan kamoe beu ek sejahtra

Seluruh perangkat negeri dan rakyat
Malam harinya membaca Al Qur’an
Kepada Ilahi kita serahkan diri
Semoga pahlawan kita ditinggikan kedudukanya

Wahe adun lon wahe adun lon panglima prang
Hate lon seunang hate lon seunang hana ngeun pesan
Tijoh ie mata tijoh ie mata karena girang
Teuku neu riwang teuku neu riwang ubat peunawa

Wahai kandaku panglima perang
Hati dinda sangat senang tiada terkira
Berlinang air mata karena senangnya
Kakanda pulang obat penawar luka

Saturday, September 08, 2012

PEMUDA memang ISTIMEWA


Diantara sikap pemuda yang digambarkan al-qur’an adalah :
1. Berani bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak
Itulah sikap anak muda yang bernama Ibrahim yang biasa kita kenal dengan sebutan Nabi Ibrahim AS. Sebagaimana diutarakan  dengan sangat jelas  ceritanya di QS al-Anbiya ayat 57-67. Diantara penggalan ceritanya  “Mereka berkata: ‘Siapakah yang (berani) melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Se­sungguhnya dia termasuk orang orang yang zalim, Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang (berani) mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” (QS.Al­-Anbiya, 21:59-60).
2. Teguh pendirian atas prinsip yang diyakininya
Sikap cemerlang ini telah dibuktikan oleh sekelompok anak muda yang  lari dari kaumnya demi mempertahankan idealisme dan keiamanan yang diyakininya. Mereka adalah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua). Sebagaimana diterangkan didalam QS al-Kahfi 13 “Kami ceritakan kisah me­reka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda.pe­muda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambah­kan kepada mereka petunjuk.
3. Selalu semangat dan Tidak mudah berputus-asa  sebelum cita-citanya tercapai.
Itulah pribadi anak muda yang bernama  Musa AS. “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai kepertemuan dua buah lautan; atau aku akan ber­jalan sampai bertahun-tahun” (QS. Al-Kahfi, 60).
4.  Tahan akan  godaan dunia (wanita, harta, tahta) meskipun ada kesempatan
Ini merupakan akhlak  luar biasa yang dipraktekkan oleh nabi kita Yusuf AS, sehingga surat al-qur’an yang menceritakannya dinamakan dengan surat Yusuf. Sebagaimana dijelaskan pada QS Yusuf ; 23-24

Di zaman Rasulullah SAW,  orang-orang yang pertama kali menganut ajaran islam kebanyakan  dari kaum kaula muda. Thalhah bin Ubaidillah masuk islam ketika baru berumur 14 tahun, Said bin Zaed  15 tahun, Zubaer bin Awwam 16 tahun, Saad bin Abi Waqash 17 tahun, Abu Ubaidah bin al-Jarrah 27 tahun, Umar bin Khattab 27 tahun, Abdurrahman bin Auf 30 tahun, Utsman bin Affan 34 tahun, dan sahabat-sahabat yang lainnya.

Di tangan para pemuda inilah dengan secepat kilat bangsa Arab bangkit laksana raksasa yang baru bangun dari tidurnya. Secara militer, mereka telah melakukan pergerakan yang sedemikian cepat dengan menumbangkan para penguasa dzalim pada masa itu. Yaitu Kaisar Romawi di barat dan Maharaja Parsi di timur. Sementara secara moral, mereka telah menunjukkan dengan apik sebuah model pemerintahan yang melayani rakyat sebagai ganti periode sebelumnya, dimana rakyat bukan hanya pelayan dari penguasa, namun telah menjadi budak para penguasa. Di bidang kebudayaan, bangsa Arab yang bodoh telah bergerak cepat mengambil alih berbagai peradaban tua dan menyinarinya dengan cahaya Islam.

Hal itu disebabkan karena mereka menjadi tim yang sangat solid, tidak ada satu lini kehidupanpun kecuali mereka susupi dan mereka warnai dengan warna baru yaitu warna islam, yang merubah zaman kegelapan menjadi zaman yang terang benderang. Dalam bidang keilmuan secara umum kita kenal al-a’llamah Ibnu Abbas RA yang menjadi mufti, faqih dan rujukan sahabat  lain, ia sosok alim yang multi talenta. Dalam ilmu syariah kita mengenal al-faqih Muadz bin Jabal, sahabat yang paling alim dalam ilmu halal dan haram. Dalam ilmu bahasa dan matematika (Faraidh) kita kenal zaed bin tsabit, dengan kejeniusannya ia mampu menguasai bahasa Suryani dalam 17 hari. Dalam berdakwah kita kenal Mus’ab bin Umaer, yang dengan keikhlasannya  islam mampu menyelinap ke setiap rumah masyarakat madinah. Dalam ilmu strategi berperang kita mengenal Jenderal Khalid bin Walid, dengan kecerdikannya, berapapun jumlah musuhnya akan ia sapu mundur. Dalam ilmu ketatanegaraan kita kenal Umar bin Khatab, dengan ketegasannya rakyat menjadi adil dan makmur. Dalam bidang ekonomi, kita kenal bisnisman Abdurrahman bin Auf, dengan kepiawaiannya, ia mampu menyulap sepongkah batu menjadi emas.

Namun potensi yang dimiliki anak-anak muda terkadang kurang dilirik orang, masih diragukan oleh kebanyakan karena usia dan pengalamannya dianggap masih prematur. Hal ini pernah terjadi juga dizaman sahabat yaitu tatkala Rasulullah SAW mengangkat Usamah bin Zaed yang baru berumur 18 tahun untuk menjadi panglima perang melawan pasukan romawi.

Sempat terjadi desas desus ada ketidaksetujuan sebagian sahabat akan pengangkatan ini. Dalam pandangan mereka, pengangkatan Usamah ini terlalu dini, karena masih banyak sosok senior yang lebih pantas untuk memimpin seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, ataupun Khalid bin Walid dan yang lainnya. Tatkala berita itu sampai ke telinga Rasulullah SAW Beliau sangat marah, lalu bergegas mengambil sorbannya dan keluar menemui para sahabat yang tengah berkumpul di Masjid Nabawi. Setelah memuji Allah dan mengucapkan syukur, beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, saya mendengar pembicaraan mengenai pengangkatan Usamah, demi Allah, seandainya kalian menyangsikan kepemimpinannya, berarti kalian menyangsikan juga kepemimpinan ayahnya, Zaid bin Haritsah. Demi Allah, Zaid sangat pantas memegang kepemimpinan, begitu juga dengan putranya, Usamah. Kalau ayahnya sangat saya kasihi, maka putranya pun demikian. Mereka adalah orang yang baik. Hendaklah kalian memandang baik mereka berdua. Mereka juga adalah sebaik-baik manusia di antara kalian.”

Amat tepat sekali pilihan Rasulullah SAW ini, buktinya tatkala Usamah kembali dari medan perang, kesan orang-orang ketika itu adalah “Belum pernah terjadi suatu pasukan bertempur kembali dari medan tempur dengan selamat dan utuh dan berhasil membawa harta rampasan sebanyak yang dibawa pasukan Usamah bin Zaed.”

Monday, June 18, 2012

MERAPI, akhirnya kita bertemu lagi...



Setelah 5 tahun menunggu, akhirnya bisa kembali mengunjungi puncak merapi. Jarak homebase saya dengan merapi sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi aktivitas saya dan kondisi merapi lah yang kerap kali menghalangi kami bertemu. Ada sebongkah perasaan rindu dalam beberapa waktu terakhir setelah Merapi menunjukkan kehebatannya 2011 lalu.
Alhamdulillah, malam tanggal 17 Mei 2012 (bertepatan dengan malam Isro’ Mi’raj 27 Rajab 1433) Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk kembali mengunjungi puncak Merapi. Pendakian dimulai pukul  11.30 malam melalui Jalur basecamp New Selo Bayolali, jalur yang sama saya lewati tahun awal tahun 2007 lalu, pasalnya itu jalur satu-satunya yang dibuka setelah erupsi Merapi 2011.




Pendakian kali ini cukup berat meskipun Merapi tergolong gunung yang tidak terlalu tinggi. Pasir dan batu sisa-sia erupsi membuat jalan lebih licin dari biasanya. Jumlah tim yang 26orang pun menjadikan pendakian sedikit lebih lambat karena harus saling menunggu. Tetapi meskipun waktu perjalanan lebih lama dari yang diperkirakan, kami beruntung bisa sampai di Pasar Bubrah menjelang subuh. Pasar Bubrah adalah tanah yang cukup lapang di etapi terakhir pendakian Merapi sebelum puncak. Tempat ini sering digunakan sebagai tempat camp para pendaki yang ingin lebih lama di atas. Tempat yang sekarang sudah banyak dengan batu-batu besar ini cukup untuk dijadikan tempat camp ratusan pendaki . Dari sini pula kami bisa menyaksikan matahari terbit dengan sangat jelas.


Setelah menunggu langit lebih terang, kami melanjutkan pendakian di  ke puncak tertinggi Merapi. Jalur ini merupakan jalur terberat sejak awal pendakian. Batu, kerikil, dan pasir yang ahanya memenuhi jalur puncak ini. Dengan kemiringan yang lebih dari 60 derajat, jalur ini mamaksa para pendaki untuk merangkak layaknya orang panjat tebing. Sekitar separoh dari tim kami bahkan menyerah di jalur terakhir ini. Tapi saya dengan beberapa teman akhirnya sampai di puncak tertinggi dan bisa melihat kawah baru yang terbentuk setelah erupsi.


Subhanallah, Allahu Akbar, Allah Maha Kuasa yang menjadikan Merapi berkuasa di depan mata-mata manusia yang sering kali merasa paling berkuasa. Tak ada satu orang pun yang mampu menghalangi ketika Merapi memuntahkan sebagian besar isi perutnya. Tak ada satu “pawang” pun yang mampu menjinakkan ketika Mineral dan awan panas menyembur keluar dan menghanguskan semua yang dilewati. Merapi, hanyalah salah satu dari pasukan Allah di bumi. Dia tidak akan pernah berbuat sesuatu kecuali atas perintah komandannya, Allah Rabbul Izzati.


Segala Puji bagi-Mu ya  Rabbi yang menjadikan Merapi sebagai pelajaran bagi kami. Terima kasih Merapi, yang setia setiap hari merelakan punggungmu dipijaki  para pendaki. Sampai jumpa, insyaAllah lain waktu kita akan bertemu lagi...



Sunday, June 10, 2012

PERMATA TARBIYAH



Nasyid terbaru Izzatul Islam untuk mengenang Bunda Yoyoh Yusroh:
LINK DOWNLOAD NASYID (silakan klik)

Angin malam berhembus
sendu mengiris kelam
sepoi membelai jiwa
hanyut dalam buaian

bagai menyambut sukma
mujahidah mulia
songsong janji setia
dalam peluk ridho-NYA

malam menagih dalam rindu
saat waktunya tiba
kita berpisah dalam fana
kelak kita berjumpa

Duhai permata tarbiyah
anggun dalam keteguhan
duhai penyemai bunga dakwah
harum mewangi buana

jejak langkah kau semaikan
kan terpatri dalam diri
jejak langkah kau semaikan
kan abadi dalam hati

Puisi:
Ya Robb, aku sedang memikirkn posisiku kelak di akhirat nanti. Mungkinkah aku berdampingan dengan ‘penghulu para wanita:  seperti Khodijah Alkubro yang berjuang dengan harta dan jiwanya? Atau dengan Hafsah binti Umar yang dibela oleh Allah saat akan diceraikan karena showamah dan qowamahnya? Atau dengan Aisyah yang telah hafal 3500an hadist, sedangkan aku…ehmmm 500 juga belum…atau dengan ummu Sulaim yang shobiroh, atau dengan Asma yang mengurus kendaraan suaminya dan mencela putranya saat istirahat dari jihad?… Atau dengan siapa ya?…  Ya Allah tolong beri kekuatan untuk mengejar amaliyah mereka sehinga aku layak bertemu mereka bahkan bisa berbincang dengan mereka ditaman firdaus-Mu

Tuesday, April 17, 2012

Masihkah ada asa?



Seorang kuli bongkar muat barang
Di sebuah pelabuhan tua Sunda Kelapa
Istri meninggalkannya pergi
berjuang mengasuh dua orang putra sendiri

Anak Sulung berumur tujuh tahun
Putus sekolah, mengasuh adiknya yang tiga tahun
Untuk masa depan mereka,
sang bapak tak berani menjajikan apa-apa
Esok hari bisa makan sudah anugrah besar untuk mereka
Setengah putus asa sang bapak berkata, 
"jika di dunia ini tidak ada Tuhan, 
saya sudah bunuh diri..."

Inilah realita negeri kita yang kaya raya
Negeri baldatun thoyyibatun
yang mungkin Allah telah mencabut berkahnya
Yang tersisa tinggal bumi semacam rimba
Tempat yang kuat berkuasa
Memuaskan hasrat dan nafsunya belaka...