Followers

Thursday, October 29, 2009

KOK NIKAH DULUAN YA???!!

Beberapa hari yang lalu, sempat ada berita yang cukup mengagetkan bagi beberapa orang. Padahal kalo menurut saya biasa saja (^_^), hanya temen-temen aja yang terlalu mendramatisir. Ceritanya ada beberapa ikhwan yang mendapat sms dari temen akhwat satu amanah yang tenyata juga satu angkatan. Isinya kurang lebih adalah pemberitahuan tentang kabar gembira bahwa beberepa hari lagi si fulanah tersebut akan menikah dengan seorang ikhwan yang katanya namanya belum pernah dikenal. Berita itu bahkan sempat jadi bahan bercandaan. Ada yang menyindir pakai puisi bahasa inggris segala padahal gak tau bener pa gak tuch redaksinya:
Today is Wednesday..
Today is her married day..
Today, I want to die… :D

Walaupun semua itu hanya sekedar bercanda, tapi saya merasa perlu untuk kembali menyampaikan tulisan saya yang dulu pernah saya posting. Semoga saja bisa semakin menambah keyakinan kita bahwa sesungguhnya jodoh itu hanya di tangan Allah SWT dan semenjak pertama kali kita diberikan ruh kehidupan, sejak itu juga kita sudah ditetapkan 3 hal tentang kita. Selain usia dan rizqi, salah satunya adalah siapakah JODOH kita didunia ini.

Semoga tulisan pendek yang kurang tertata ini juga bisa menjadi sedikit penangkal VMJ dikalangan aktivis. Ngomong-omong soal VMJ, kemarin ketemu dengan temen aktivis UGM, dia mantan ketua Jama’ah Sholahudin tidak mau mengartikan VMJ itu "Virus Merah Jambu". Menurut beliau terlalu enak kalau diartikan seperti itu, makanya kenapa banyak aktivis yang sengaja mencoba. Beliau lebih senang menyebut VMJ itu sebagai VIRUS MENUJU JAHANAM..... silahkan coba kalo mau!!!!


=======================================================
“Assalamu’alaykum, mau tanya ustadz. Kalo saya lihat seorang ikhwan yang cerdas kok saya jadi simpati ya? Apa itu sekedar simpati biasa atau semacam perasaan cinta, karena sebenarnya nanti kalo dah agak lama biasanya perasaan itu hilang. Tapi kadang tiba2 kok muncul lagi ya?”

Begitu kurang lebih pertanyaan salah seorang peserta akhwat kajian rabu pagi hari itu. Motivasi akhwat bertanya itu bisa jadi sekedar mencairkan suasana biar peserta pada gak ngantuk terutama ikhwan2 TANGGUH itu (-tenang kalo lagi lungguh-, maksudnya tidur), mungkin juga biar ikhwan termotivasi untuk jadi ikhwan2 cerdas ^_^ , atau mungkin itu memang perasaan sebenarnya yang dia alami. Tapi apapun motivasi dari pertanyaan itu, jawaban dari ustadz Fachrudin bisa memberikan pelajaran bagi kita semua terutama bagi yang masih sering muncul perasaan2 kaya’ gitu...

Kalo jawaban runtut dan jelas seperti yang disampaikan ustadz saya juga agak lupa sih (tapi gak tidur lho ya..), pada intinya jaga perasaan jangan mudah untuk jatuh cinta pada seseorang. Terus gimana donk caranya??

Kalo ustadz Fachrudin nyarankan (pake bahasa saya lho ya): jangan percaya pada kesan pertama, kalo kita lihat seorang yang cerdas maka berfikirlah bahwa masih ada orang yang jauh lebih cerdas selain dia, atau mungkin kalo kita lihat seorang yang cakep (lha ini bagi yang belum bisa menahan pandangan) maka berfikirlah bahwa ada orang yang jauh lebih cakep dari dia. Berdo’a saja semoga jodoh kita jauh lebih baik dari yang kita lihat saat itu. Kuncinya adalah jadikan diri kita orang baik sebaik jodoh yan kita inginkan, karena Allah sudah menyampaikan bahwa yang baik itu untuk yang baik.

Tambahannya sebaiknya kita semakin perkuat lagi iman kita pada Allah SWT, maksudnya??
Maksudnya, kita harus 100% yakin bahwa Allah sudah menetapkan jodoh kita sejak pertama kali kita ditakdirkan hidup didunia. Jadi gak usah khawatir lah kalo ternyata orang yang selama ini kita idam-idamkan akan diambil orang (kaya’ mangga saja). Yakin saja kalau memang jodoh kita pasti gak akan mungkin didahului orang. Eh, tapi kita juga gak perlu pakai “nge-cim” (bahasa indonesianya apa gak tau, ngidam kali ya)?? Kenapa? Daripada ujung2nya nanti dia sudah ditakdirkan berjodoh dengan orang lain, malah jadi mubazdir perasaan kita bahkan bisa jadi makan hati ^_^.

Gitu simplenya apa yang pagi itu saya tangkap dari apa yang disampaikan ustadz Fachrudin di KRP. Maaf kalau mungkin bahasanya saya tambah-tambahi sendiri, tapi yang penting kan : “Inspirasi apa yang antum/na dapatkan setelah membaca artikel ini??? Heh....heh...heh....” (tawa khas seorang ustadz)