Followers

Wednesday, August 05, 2009

MELEMAHNYA PEMAHAMAN TERHADAP TANDHIM

*di ambil dari buku “Prinsip-prinsip gerakan Islam” –ust Fathi Yakan

Diantara permasalahan serius yang dihadapi oleh gerakan Islam Kontemporer adalah melemahnya pemahaman terhadap tandhim dari yang semestinya diharuskan oleh syariat dan menjadi tuntutan zaman.Yang lebih berbahaya lagi, tidak sedikit dari mereka yang mengalami permasalahan ini mencari-cari alasan untuk membolehkan kondisi mereka.
Melamahnya pemahaman terhadap tandhim adalah kurangnya penguasaan terhadao dasar dan kaidah tandhim. Melemahnya pemahaman terhadap tandhim adalah ketidakpahaman terahadap skala prioritas, baik yang sudah dilakukan maupun yang seharusnya dilakukan, sehingga terjadi praktik-praktik operasional yang bersebrangan dengan konsep Abjadiyah yang paling sederhana sekali.
Melemahnya pemahaman terhadap tandhim adalah ketidakmampuan mengkondisikan dan mengklasifikasikan secara baik antara permasalahan yang konseptual dengan permasalahan yang faktual, baik pada tingkatan persepsi dan pemikiran atau pada tingkatan perencanaan dan pelaksanaan, sehingga terjadi ketidakjelasan dan kesimpangsiuran.
Melemahnya pemahaman terhadap tandhim adalah ketidakmampuan untuk mendefisnikan kualitas dan kuantitas serta mencari titik temu antara keduanya, baik yang berkaitan dengan perbuatan atau yang berkaitan dengan ucapan, sehingga menimbulkan bahayan yang serius. Lebih dari itu, yang dimaksud dengan melemahnya pamahaman terhadap tandhim adalah kurangnya penghargaan terhadap waktu, sehingga banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa ada dampak positif terhadap kepentingan Islam. Sementara disisi lain para musuh Islam tidak pernah berhenti sedikitpun melakukan penyiapan dan pengembangan diri untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin.
Semua itu mengemukakan bahwa lemahnya pemahaman terhadap tandhim berarti lemahnya gerakan Islam, yang mengakibatkan lemahnya harokah Islam. Karena gerakan Islam tidak mungkin mencapai tingkatan yang semestinya dan meraih tujuan yang dicanangkan selama belum berjalan diatas sendi-sendi tandhim pada segala aspeknya, seperti: tarbiyah, harokah, politik, dan jihad. Juga selama belum mampu menyikapi setiap permasalahan dengan sikap yang semestinya.
Siapa saja yang menelaah Sirah Nabawiyah, memperhatikan setiap kejadian penting yang dilalui oleh Rasulullah saw., niscaya akan melihat dengan jelas rambu-rambu tandhim. Sebagai contoh adalah kisah hijrah Rasulullah saw. Bersama Abu Bakar ra, ke Madinah. Ada pelajaran banyak yang bisa diambil dari peristiwa tersebut, diantaranya.
1. Permintaan Rasulullah saw. Kepada Ali bin Abi Thalib ra, untuk tidur dipembaringannya untuk mengelabuhi orang-orang musyrik setelah beliau meninggalkan Makkah hingga tiba di Gua Tsur.
2. pilihan untuk singgah di Gua Tsur yang terletak pada arah yang berlawanan dengan arah Madinah untuk semakin mengecoh orang-orang Musyrikin, karena Rasulullah saw, pasti berhijrah ke Madinah.
3. Penugasan Abdullah bin Abu Bakar ra, untuk membawa berita perkembangan yan terjadi di kota Mekkah.
4. Penugasan Asma’ binti Abu Bakar ra, untuk menyuplai makanan.
5. Penugasan Amir bin Fuhairah ra, utnuk menggembalakan kambing-kambingnya pada waktu siang hari lalu malam harinya digiring ke Gua Tsur untuk mensuplai kebutuhan air susu, sekaligus untuk menghapus jejak-jejak kaki yang hilir mudik ke Gua Tsur.
6. Mengambil seorang laki-laki musyrik untuk menjadi penunjuk jalan menuju Madinah.

Rasulullah saw, yang notabene sebagai orang yang mendapat wahyu dan bimbingan dari Allah swt secara langsung masih melakukan langkah-langkah tandhim. Mengapa para aktivis gerakan Islam saat ini tidak mengikuti Siroh Rasulullah saw, padahal mereka tidak mendapatkan wahyu dari Allah swt., sementara permasalahan yang dihadapi semakin menumpuk dan tipu daya musuh juga semakin gencar. Mengapa mereka tidak mengikuti jejak Rasulullah saw agar mereka benar-benar bisa memanfaatkan mata dan telinga yang diberikan oleh Allah swt. Mengapa mereka tidak belajar dari musuh-musuh mereka. Bagaimana melakukan tandhim secara baik, jeli, dan cakap.
Islam menghendaki agar kita menjadi yang terbaik di segala bidang, baik yang berkaitan dengan urusan duniawi maupun yang berkaitan dengan urusan ukhrawi. Islam tidak pernah mengajarkan bahwa kita boleh tidak mengerti tentang urusan duniawi, karena dunia adalah jembatan menuju akhirat, jika kita tidak ingin menggunakannya untuk kepentingan Islam maka para musuh Allah yang akan menggunakannya untuk memerangi dan menghancurkan Islam, sebagaimana yang terjadi saat ini. Islam mengharuskan pemeluknya untuk berusaha mendapatkan kekuatan dan tandhim adalah usaha terpenting yang harus dilakukan menuju terciptanya sebuah kekuatan, Allah swt berfirman,

”Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka yang kamu mampu...” (al-Anfal:60)

Dan Rasulullah saw bersabda,

”Sesungguhnya Allah swt, suka jika seorang diantara kamu bekerja, ia bekerja dengan baik.”

Kerja yang baik tidak terwujud manakala tidak ada tandhim yang baik, sebesar apapun tenaga dan fasilitas yang dimiliki, karena yang menjadi ukuran adalah kualitas bukan kuantitas dan tandhim adalah unsur terpenting kualitas.
Sudah menjadi kewajiban baggi para aktivis gerakan Islam untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam bertandhim sebagaimana mereka juga harus mempertebal kualitas keimanan dan pemikiran mereka. Para aktivis juga dituntut untuk mengikuti dan mempelajari perkembangan sekitar tandhim sebagai implementasi dari sabda Rasulullah saw,

”Hikmah adalah kebutuhan seorang mukmin, dimanapunia mendapatinya maka ia lebih berhak untuk memilikinya.”

dan sabdanya,

”ambillah hikmah dari manapun ia bersumber.”

No comments: