Alhamdulillah
bisa nulis lagi, kalau lagi good mood kayak gini tiap hari bisa nulis terus. Jadi mumpung
lagi semangat sambil menjaga teman yang sedang rawat inap di rumah sakit, apa yang
terlintas di fikiran tulis aja...
Sahabat,
kali ini saya tidak ingin menulis panjang lebar tidak jelas kemana arah tujuan.
Saya hanya ingin mengajak berdiskusi sedikit saja tentang FILOSOFI AIR. Sampai
saat ini, paling tidak saya seringkali mendapati dua pandangan yang saling bertolak
belakang tentang hal ini.
Pandangan
pertama menganggap perilaku air yang tidak sepantasnya diikuti oleh manusia.
Kita seringkali mendengar orang-orang mengatakan; ”biarkan mengalir saja seperti air,
kita tunggu apa yang akan terjadi nanti...”
Dalam
konteks ini memang benar kita tidak boleh menyerah begitu saja dengan keadaan.
Ketika kita membiarkan hidup kita atau permasalahan kita mengalir begitu saja
seperti air, kita khawatir semakin lama kualitas hidup kita semakin rendah.
Kenapa demikian? Karena air mengalir selalu ke tempat yang lebih rendah.
Pandangan
kedua menilai bahwa manusia dalam beraktivitas hendaklah seperti air. Pandangan
ini seringkali disampaikan oleh para trainer atau motivator. Sahabat, dalam pandangan kedua ini kita tidak
melihat kemana air akan mengalir. Yang kita perhatikan dan kita ambil pelajaran
justru adalah proses yang dilalui air sampai dia benar-benar berhasil sampai
tujuan muaranya.
Coba
kita perhatikan air yang mengalir, dia akan senantiasa mempertahankan alirannya
meskipun terbentur dengan benda-benda sekeras apapun itu. Apabila suatu ketika
dia benar-benar terhalang dan tidak bisa mengalir, dia akan berusaha meresap
melaui celah-celah meski itu sangat kecil. Tidak sampai disini saja, bagaimana
jika ternyata air tidak mendapati sedikitpun celah untuk meresap dan meneruskan
alirannya? Dia akan memanfaatkan bantuan angin dan panas untuk menjadikannya
uap. Setelah menjadi uap, dia akan berkumpul menjadi suatu kesatuan awan yang
sangat besar dan melepaskan kembali panas dari tubuhnya sehingga dia terjun
bebas menjadi hujan dan siap untuk kembali melanjutkan aliran sampai ke tempat
tujuan.
Sahabat,
dalam melakukan suatu proses atau usaha hendaklah kita mengambil pelajaran dari air. Jangan pernah berhenti ketika proses yang kita lakukan terbentur
dengan hambatan-hambatan sekeras apapun. Meski kita terkadang harus berjalan
merangkak dan terseok untuk mencapai tempat tujuan, selama kita sabar
insyaAllah Dia akan memberikan jalan. Bahkan ketika kita sudah tidak punya daya
dan upaya lagi untuk bisa berjalan, tibalah saatnya kita tawakal. Kita yakin selama
tujuan kita adalah kebenaran dan
kebaikan, Allah pasti akan mengirimkan bantuan entah berupa “angin” atau
entah berupa “panas” yang akan mengantarkan kita sampai ke tujuan.
Barangkali
sahabat punya pandangan atau referensi lain tentang filosofi air, saya mohon
kita bisa sharing. Terima kasih...