Followers

Tuesday, October 05, 2010

SALAH FAHAM ATAU TAK MAU FAHAM?

Merasakan atau tidak kawan, hubungan kita dengan orang-orang terdekat kita terkadang aneh. Aneh atau lucu, silakan pilih sendiri kata yang tepatt. Hubungan kita dengan sahabat kita, teman kos, temen ngaji, partner, keluarga, suami, istri, dan lain sebagainya. Kadang kala pagi hari baik-baik saja, tapi sorenya sudah tidak saling sapa. Hari ini ingin selalu berdekatan dengannya tapi esok hari rasanya tak sudi untuk berjumpa.

Banyak faktor yang menyebabkannya. Menurut analisa sederhana saja:

1. Boleh jadi karena salah satunya punya dua muka.

Ketika bersama suka memuji memuja tapi ketika jauh membuka aib saudara. Kalau ketahuan bisa jadi bencana kawan. Dalam waktu yang sesingkat-singkatnya pasti segera perang dingin bahkan perang terbuka.

2. Boleh jadi karena kondisi kantong kita.

Yang kedua ini pasti ada yang kurang percaya. Coba rasakan sendiri saja. Kata beberapa orang suasana kantong mempengaruhi suasana hati. Kecuali yang kantongnya selalu penuh berisi.

3. Boleh jadi karena cara pandang yang berbeda.

Setiap orang yang tak join kepala, dan memang tak mungkin satu kepala buat bersama kecuali kembar siam, pasti memiliki cara pandang yang berbeda-beda. Meski dua orang kembar sekalipun, saya yakin tidak selalu punya pendapat dan cara berfikir yang sama.

Ada sebuah kisah unik kawan:

Joko dan Budi sama-sama pasien rumah sakit jiwa. Suatu hari ketika mereka sedang jalan bersama di pinggir kolam renang, tiba-tiba Budi melompat ke bagian kolam yang dalam dan tenggelam ke dasar kolam. Tanpa memikirkan keselamatan dirinya, Joko segera menyusul terjun dan menarik Budi ke permukaan. Dia menyelamatkan Budi ke pinggir kolam.

Besoknya adalah hari penilaian tahunan untuk Joko. Dia dibawa ke hadapan dewan pengurus rumah sakit dan sang pimpinan berkata kepadanya,

”Saudara Joko, kami punya berita baik dan berita buruk buatmu. Berita baiknya bahwa mengingat tindakan heroikmu kemarin, kami menganggap kau waras dan kau bisa keluar dari rumah sakit ini untuk kembali ke masyarakat. Berita buruknya adalah, kasihan sekali si Budi, pasien yang kau selamatkan, tidak lama kemudian gantung diri di kamar mandi dengan ikat pinggangnya. Maafkan kami, dia meninggal.”

”Dia tidak gantung diri”, tukas Joko, ”Saya yang menggantungnya disana supaya kering.”

Cukup tersenyum saja kawan, lanjutkan membacanya.

Sulit memang untuk menerima apa yang dilakukan Joko. Tapi akankah anda menyalahkannya? Joko punya cara berfikir sendiri dan anda punya cara berfikir sendiri. Sulit untuk meminta Joko berfikir seperti kita.

4. Boleh jadi karena salah tanda baca.

Yang keempat ini cukup unik kawan. Kemajuan teknologi-lah yang ikut andil didalamnya. Anda yang sedang baca pasti tak ada yang tak punya HP, benar kan? Dan saya yakin 100% pernah kirim sms semua. Teknologi canggih 3 huruf inilah biang keladinya. SMS. Permasalahan muncul ketika sang pengirim kurang seksama menulis karena tergesa-gesa. Atau menulis pakai tangan kiri, karena tangan kanan masih memegang kendali sepeda motornya. Kadang juga menulis sms menggunakan mata hati, pandangan fokus kedepan kelas seolah-olah memperhatikan dosen bicara tapi jari-jari menari membuat kata-kata di bawah meja. Tambah masalah lagi kalau yang menerima kurang jeli membacanya.

Menarik sebenarnya untuk diskusi masalah ini tapi rasanya kran kata sudah tidak mau mengalir lagi. Cukuplah saya sampaikan sebuah kisah, setelah hari ini semoga kita lebih berhati-hati. Berhati-hati menulis sms untuk saudara kita dan berhati-hati membaca sms yang kita terima. Tulislah dengan tanda baca yang tepat dan bacalah dengan intonasi yang tepat.

Seorang dosen bahasa inggris menulis kata-kata berikut di papan tulis:

Woman without her man is nothing.

Kemudan dia meminta para mahasiswa untuk memberikan tanda baca yang tepat.

Para mahasiswa menulis, “Woman, without her man, is nothing.” [Wanita, tanpa pria (pendamping)-nya, tak berarti.]

Para mahasiswi menuilis, “Woman! without her, man is nothing.” [Wanita! tanpa dia, pria tak berarti.]

Apapun sebabnya, kesalahfahaman sering terjadi diantara kita. Pertanyaannya apakah kita mau faham atau tidak dengan kesalahfahaman yang terjadi?



No comments: