Followers

Friday, August 20, 2010

Ikhwan Mencari Cinta (part 1) - cerpen

Malam ini adalah saat yang sudah aku tunggu-tunggu. Aku segera pergi ke rumah Ustadz Sholihin setelah sholat isya’. Ustadz Sholihin berjanji akan memberikan biodata akhwat yang akan diperkenalkan denganku setelah dua pekan yang lalu aku menyerahkan biodataku kepada beliau untuk dicarikan akhwat yang menurut beliau cocok untuk menjadi pendamping hidupku. Sesampai rumah ustadz Sholihin, beliau sendiri yang menjawab salamku kemudian membukakan pintu.

“Oh Ahmad tho, malam ini kelihatan tampan sekali kamu. Mari silahkan duduk, aku sudah menunggumu sejak ba’da isya’ tadi.” Setelah mempersilahkan duduk, beliau ijin masuk kedalam sebentar.

Aku tidak tahu apakah pujian yang disampaikan beliau barusan adalah yang sejujurnya ataukah hanya untuk menyenangkan hatiku. Mungkin saja beliau ingin mendapat pahala dengan menyenangkan hati orang lain. Tapi bagiku itu tidak penting, yang terpenting adalah aku segera mendapat biodata akhwat yang sudah beliau janjikan untukku. Siapa kiranya gerangan akhwat yang telah dijodohkan oleh Allah untuk menjadi pendamping hidupku. Apakah dia akhwat yang sesuai dengan kriteria yang aku harapkan ataukah tidak. Pertanyaan-pertanyaan itu yang melayang dalam benak fikiranku.

Tidak lama kemudian ustadz Sholihin keluar membawa sebuah amplop agak besar. Aku sangat yakin amplop yang dibawa beliau itu berisi biodata akhwat yang telah beliau janjikan. Sepertinya ustadz Sholihin tahu kecemasan dalam fikiranku.
”Ini Mad, biodata akhwat yang telah aku janjikan padamu.”

Beliau menyerahkan amplop itu kepadaku sambil duduk di kursi sebelahku. Beliau memegang pundakku, kemudian berpesan,
“Kamu baca saja biodatanya nanti dirumah. Silakan kamu sholat istikhoroh, minta petunjuk kepada Allah. Seandainya akhwat ini yang telah dipilihkan Allah untuk kebaikan dunia dan akhiratmu, semoga Allah memberikan kemantapan dalam hatimu. Pesanku, janganlah kamu mendahulukan pertimbangan-pertimbangan duniawi karena semua yang ada di dunia ini akan rusak. Wajah yang cantik rupawan, suatu saat juga akan keriput termakan usia. Harta dan pekerjaan, sangat mudah bagi Allah untuk mengambilnya setiap saat. Tidak jarang harta dan pekerjaan justru melalaikan manusia dari beribadah kepada Allah. Adapun nasab keluarga, setiap orang tidak mempunyai kekuasaan untuk memilih lahir dari rahim wanita yang dia kehendaki. Yang terpenting adalah apa yang telah dia perbuat setelah kelahirannya untuk mempersiapkan akhir hidupnya. Rasulullah memang pernah menyampaikan seorang wanita dipilih karena beberapa hal tersebut. Tapi terakhir beliau menyampaikan, pilihlah olehmu seorang wanita karena agamanya. Karena agama yang baik dari seorang istri akan menyelamatkanmu di dunia dan di akhirat.”

“Terima kasih ustadz, insyaAllah akan saya laksanakan nasehat ustadz. Kalau begitu saya mohon pamit dulu ustadz.”

“Baiklah, hati-hati dijalan ya. Titip salam buat ibu dan bapak di rumah.”

“InsyaAllah ustadz, Assalamu’alaykum…”

“Wa’alaykumussalam warahmatullah wabarokatuh..”

No comments: