Followers

Sunday, October 09, 2011

Kembalilah jiwa yang tenang...


Sebuah pelajaran dari kajian tafsir qur’an, yang pertama kali saya ikuti di masjid Husnul Khotimah, Banteng Baru, Sleman, Jogjakarta.

Salah satu pelajaran yang disampaikan ustadz adalah tentang cara-cara seorang hamba menemui ajalnya.
Kata beliau ada tiga cara orang meninggal:
1.Dicabut nyawanya oleh malaikat dengan keras (Q.S. An-Nazi’at: 1)
2.Dicabut nyawanya oleh malaikat dengan lemah lembut (Q.S. An-Nazi’at: 2)
3.Dicabut nyawanya dengan penuh kehormatan.
Dari ketiga cara diatas, tentunya manusia diberikan kebebasan untuk memilihnya. Tentunya tidak sekedar memilih kemudian mendapatkannya, tapi ada konsekuensi yang harus dijalani untuk mendapatkan pilihannya.

Untuk pilihan yang pertama, konsekuensi yang harus diambil tidak sulit. Cukup dengan hidup sesuka hati saja pasti akan mendapatkan pilihan yang pertama. Gunakan waktu sepuasnya untuk bersenang-senang selama hidup di dunia, tak usah ikut aturan yang telah diberikan Allah dalam kitab-Nya. Semoga diantara kita tidak ada yang hendak memilih pilihan yang pertama tadi. Na'udzubillahi min dazalik...

Pilihan yang kedua, konsekuensi yang harus dilaksanakan jelas lebih berat. Berusaha sekuat tenaga untuk hidup dengan aturan-atuiran yang telah ditentukan oleh Allah ta'ala. Kalau ternyata sekali dua kal kita masih terjerumus dalam kemaksiatan, maka harus bersegera bertaubat kepada-Nya. Hal tersebut memang berat, tapi bagi orang-orang beriman yang mau berusaha dengan sungguh-sunggug untuk mendekat kepada Allah, pasti Allah akan memberikan kemudahan bagi hamba-Nya.

Kalau kita bisa mendapatkan pilihan yang kedua, tentu saja itu sudah sebuah karunia yang besar dari Allah SWT. Tapi sebagai seorang yang beriman tentunya kita harus selalu berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dalam urusan akherat. Nah, pilihan yang ketiga diatas semoga dapat kita dapatkan. Lanas apakah konsekuensinya?

Dari sebuah kisah yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. Allah mengutus malaikatnya untuk mencabut nyawa seorang hamba yang sudah tiba ajalnya. Setelah malaikat menemui hamba tersebut untuk mencabut nyawa, ternyata tidak semudah biasanya sebagaimana malaikat mencabut nyawa hamba-hamba yang lain. Saat malaikat hendak mencabut dari arah mulutnya, sang mulut berkata: ”Mau apa engkau? Jangan kau sakiti aku, selama hidup aku hanya digunakan untuk mengucapkan kebajikan dan mengajak ke jalan yang benar.”

Sang malaikat kemudian berpindah tempat dan hendak mencabut dari arah mata, namun kemudian sang mata berkata : ”Mau apa engkau? Jangan kau sakiti aku, selama hidup aku hanya digunakan untuk membaca dan melihat ayat-ayat Allah”.

Sang Malaikat kemudian berpindah tempat lagi dan hendak mencabut dari arah telinga, tapi sang telinga kemudian berkata seperti halnya dua temannya sebelumnya : ”Mau apa engkau? Jangan kau sakiti aku, selama hidup aku hanya digunakan untuk mendengar kebaikan dan lantunan ayat-ayat suci Allah”.

Sang Malaikat yang tidak pernah putus asa kemudian berpindah dan hendak mencabut dari arah tangan, tetapi sang tangan juga berkata : ”Mau apa engkau? Jangan kau sakiti aku, selama hidup aku hanya digunakan untuk melakukan kebaikan serta menolong orang-orang yang kesulitan.”.

Sang malaikat kemudian berpindah ke bagian bawah, dan hendak mencabut dari arah kaki tapi sang kaki kemudian berkata : ”Mau apa engkau? Jangan kau sakiti aku, selama hidup aku hanya digunakan untuk melangkah di jalan Allah.”

Kali ini sang Malaikat memilih untuk melaporkan hambatan pelaksanaan tugasnya kepada Allah. Yang pasti bukan karena putus asa tapi ingin mendapatkan keputusan dari Allah untuk sang hamba yang sebenarnya sudah tiba ajalnya tadi. Setelah mendapatkan laporan dari malaikat, Allah Yang Maha Mengetahui meskipun tanpa ada laporan, kemudian menyampaikan wahyu untuk dibacakan kepada sang hamba tadi,yang berbunyi:

Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku” (Q.S. Al Fajr : 27-30)

Setelah mendengarkan ayat-ayat dari Allah tersebut, ruh sang hamba kemudian dengan sendirinya meninggalkan jasadnya karena rindunya kepada Allah SWT.

2 comments:

As said...

good idea.. dmn bisa download background musik nya

kaka said...

thanks bang Gugun, coba dibuka aja itu source-nya. saya dah pasang itu lama, udah agak lupa :)