[ Dar Az-Zikra, Rabi'ul Akhir 1432H ]
Ketika da’wah tiada lagi cinta
Banyak yang mengaku da’wah tapi tak punya ilmunya
Banyak buku bertumpuk sebatas hiasan dinding, tak lagi di kaji tak juga dibaca
Majlis-majlis ta’lim sepi, sedikit sekali yang istiqomah menghadirinya
Lantas apa makna al Fahmu?
Dari mana didapatkannya ilmu?
Ataukah sudah tiada lagi cinta dan rindu terhadap surga?
Padahal para malaikat-Nya senantiasa menaungi majlis-majlis ilmu dan mencatat nama-nama hadirin di daftar penghuni surga..
Ketika da’wah tiada lagi cinta
Banyak yang mengaku berda’wah, tapi hanya sekedar mengejar kepentingan pribadi semata
Tak lagi mampu menahan diri dari godaan-godaan kesenangan dunia
Lalu dimana letak al Ikhlas?
Apakah da’wah hanya sekedar mencari harta, jabatan dan popularitas?
Bukankah hanya dengan ikhlas, kita meraih ridlo-Nya?
Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu kepada generasi terbaik yang mengajari kami makna ikhlas...
Engkau berikan dunia dalam genggaman tangan mereka, tapi tak sedikitpun dari dunia mengisi hati mereka
Karena hanya satu tujuan mereka, memandang wajah-Mu di surga
Ketika da’wah tiada lagi cinta
Deretan nama-nama tertulis rapi dalam daftar organisasi, tapi tak terlihat lagi indahnya amal jama’i
Segelintir orang menanggung beban da’wah
Sebagian besar yang lain, tak tau lagi entah kemana
“afwan, saya ada agenda penting.... Afwan saya ada kerjaan dikantor....
Afwan ada agenda keluarga..., afwan tugas kuliah menumpuk..”
Dan banyak lagi afwan-afwan lainnya
Dimanakah lagi al ‘Amal?
Bukankah tiap-tiap jiwa dihisab atas amalnya sendiri-sendiri,
Tiada berguna nasab, kelompok, atau organisasi...
Ketika da’wah tiada lagi cinta
Tak pernah terasa lagi kehangatan kebersamaan dengan saudara
Banyak lisan dikotori aib saudaranya
Banyak hati dikotori prasangka
Tak ada lagi hormat dan taat pada qiyadah dan orang tua
Tak terasa lagi kasih sayang dan teladan kepada yang muda
Ukhuwah, takaful, ta’awun, itsar, hanyakah sekedar teori semata?
Ketika da’wah tiada lagi cinta
Di sepertiga malam tak lagi banyak mata-mata terjaga
Tak terdegar lagi riuhnya para aktivis membaca ayat-ayat suci-Nya
Al ma’tsurat sudah banyak yang lupa, bahkan sedikit sekali yang mencoba menghafalnya
Lantas bagaimana hati bisa peka?
Bagaimana maknawiyah tetap terjaga?
Bagaimana ghiroh tetap menyala?
Ketika da'wah tiada lagi cinta pada-Nya
Maka yang tumbuh kemudian "cinta" manusia
Banyak hati tak lagi terjaga
Lisan, hati, pikiran mengikuti syahwat semata
Ketika da’wah tiada lagi cinta
Maka tumbuhkanlah cinta...
Hadirkanlah cinta...
Cinta pada Allah, cinta pada Rasulullah, cinta pada da’wah
Yang dengan harta dan jiwa, para pendahulu kita telah membayarnya
Dan mereka mendapat balasan surga dari Allah ta’ala
Ya Allah, Yang Maha Membolak-balikkan hati
Teguhkanlah hati kami di atas agamamu
Teguhkanlah hati kami dalam ketaatan kepadamu
Teguhkanlah hati kami dalam berda’wah kepadamu
No comments:
Post a Comment